Mohon tunggu...
Indira
Indira Mohon Tunggu... Freelancer - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerbung : Equinox

1 Desember 2020   10:07 Diperbarui: 5 Januari 2021   10:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            “Bukankah kita semua belum pernah ke sana?” kali ini Gamma juga ikut menunjuk ke arah Gunung Amonix.

            “Ada yang tahu arah jalan ke sana?” Paman Grifforth melirik kami bertiga satu-persatu.

            “Jalan terbaik selalu lewat atas Paman,” timpal Bertha sambil turun dari mobil.

            “Berth, kau bawa kamera pemantau?” tanya Julian.

            “Tentu,”

            Bertha segera mengeluarkan kamera pemantau dan menerbangkannya ke arah Gunung Amonix. Kami harus menunggu agak lama karena jarak Gunung Amonix dari tempat kami berdiri sekarang sangat jauh.

            “Ke mana perginya drone-mu itu Berth?” tanya Voltron yang duduk bersantai di atas kap mobil.

            “Aku tidak tahu! Sial! Drone-nya jatuh!”

            Kami berlima serentak langsung melihat ke arah Bertha. Tak berapa lama, terdengar suara sirine. Sirine itu berbunyi keras sekali dan tampaklah lampu-lampu sorot yang perlahan muncul dari balik Gunung Amonix dan berputar-putar seakan mencari sesuatu.

            “Semuanya masuk ke mobil!” Dengan sigap, Paman Grifforth segera menyalakan mesin mobil dan memacu mobilnya dengan cepat keluar dari Anderdunn. Tapi kami tidak menyangka, Paman Grifforth sudah cepat, tetapi selalu ada yang lebih cepat. Dua mobil tanpa plat kendaraan dengan pengemudi bermasker segera mengikuti mobil jeep Paman Grifforth dari belakang, entah mobil-mobil itu muncul dari mana. Dari situ, aku dapat menemukan suatu petunjuk. Di balik Gunung Amonix itulah, tempat kota tersembunyi berada, benar kata Julian tadi! Sampai akhirnya, ketakutan terbesarku terjadi. Pengemudi bermasker itu behasil menghadang mobil Paman Griffs dan menyuruh kami semua untuk turun. Setelah kami turun dari mobil, mereka mengamati kami satu-persatu dan salah satu dari mereka langsung meminta Bertha masuk ke mobil yang mereka kendarai. Paman Grifforth mencoba memberikan perlawanan, sayang, mereka mengancam Paman Grifforth dengan senjata yang jauh lebih kuat. Bertha akan dibawa mereka ke suatu tempat, di mana ia akan diinterogasi, yang pasti tentu soal drone. Mengapa ia membawa alat itu? Mengapa menggunakan alat itu di dekat Gunung Amonix? Apakah kami mata-mata? Penjahat?

“Tuan, Anda tidak perlu khawatir. Gadis ini akan aman bersama kami bila ia jujur tentang drone yang jatuh itu di depan Tuan Amoji,”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun