"Kota itu belum pernah ditelusuri oleh siapapun. Kau dan empat temanmu itu, akan ke sana,"
      "Tapi Paman Griffs ...,"
      "Paman akan ikut bersamamu, masih mau menolak?" kali ini aku tidak menjawab. Tidak mungkin aku bisa menghindar kalau sudah seperti ini. Hanya satu pilihan jawaban yang dapat aku berikan pada Paman Grifforth.
      "Ya, aku akan pergi," aku tersenyum kecil dengan raut wajah tidak yakin. Paman Grifforth segera bangkit dari meja makan sambil menepuk pundakku.
      "Bagus," bisiknya pelan.
***
      "Profesor Hatday, aku harus mengikuti ekspedisi lagi bersama tim, bolehkah aku meminta izin untuk tidak hadir ke sekolah lagi?"
      "Ekspedisi? Bukankah kau sudah mengelilingi seluruh kota, Equinox?" tanya Profesor Hatday.
      "Ada satu bagian dari kota yang belum kata Paman Grifforth," jawabku.
      "Tunjukkan padaku bagian yang mana?" Profesor Hatday tampak sibuk mencari-cari peta di laci meja, kemudian, ia menunjukkannya padaku.
      "Sebelah timur Anderdunn, sebuah bagian kota tanpa nama, belum pernah ditelusuri oleh siapapun, atau mungkin Profesor tahu tempat ini?" jelasku sambil menunjuk sebuah bagian kecil pada peta Ammerdunn.