Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasus Perjamuan Terakhir [Detektif Kilesa]

3 September 2021   15:31 Diperbarui: 3 September 2021   16:02 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sepertinya ia menyukai Jepang dan Asia Timur." ujarku melihat banyak sekali titik -- titik di daerah itu.

"Mungkin karena daerah itu terkenal dengan hasil ikannya yang banyak. Seperti yang bapak -- bapak telah lihat, ia penyuka daging ikan."

Setelah kuputuskan tidak ada lagi yang perlu diselidiki, kami memutuskan untuk keluar. Namun, sebelum keluar, Jamet berseru.

"Kilesa, James, coba kalian perhatikan media -- media elektronik ini. Apa orang ini benar -- benar gila kesehatan?"

Ada banyak tab yang terpampang di layar perangkat elektronik Bobby Hermawan. Namun aku tidak perlu terheran -- heran. Isinya adalah tentang ikan salmon, ikan sushi, ikan buntal Jepang, dan yoghurt keledai. Namun di tab terakhir, ia membuka informasi tentang tangan artificial. Ia berencana untuk membeli tangan artificial dari Jepang. Ini tidak ada sangkut pautnya dengan kesehatan. Namun aku merasa tidak ada yang aneh dengan itu.

Kami pun berjalan keluar dari ruangan itu. Sesuatu seperti kerang tertendang oleh sepatuku di dekat pintu. Kukira itu adalah bagian dari ornamen -- ornamen antik yang dimiliki oleh Bobby Hermawan. Karena tertendang di bawah treadmill, jadi tidak kupedulikan. Di luar, Alfred mengajak kami untuk pergi ke balkon luar. Di sini pemandangan melegakan tercipta. Rumah ini berada di dataran tinggi sehingga pusat kota dan hiburan terlihat di kejauhan.

Ada beberapa kursi santai di balkon ini. Alfred berkata.

"Pada malam itu, tuan Francis sedang bersantai di kursi ini dan memandang langit, sambil sesekali membaca buku. Ia memang seorang penyendiri. Usai mendatangi tuan besar, tuan Trisna dan Guntur datang ke tempat ini."

"Apa yang mereka bicarakan?" ujar Jamet.

"Entahlah, tuan polisi. Saya berada di kejauhan karena agak sungkan dengan tuan Trisna. Namun, dari apa yang saya dengar topiknya berkisar di hutang pekerjaan dan modal perusahaan. Keduanya memang menjadi komisaris di perusahaan keluarga Senggiluk Triwisata. Di akhir pembicaraan saya mendengar nada tuan Francis yang meninggi, sehingga tuan Trisna cepat -- cepat mengajak Guntur untuk meninggalkannya."

James bergerak ke arah meja di samping kursi santai, dan mengambil sebuah buku. Judul dari buku itu tercetak dalam bahasa inggris, Artificial Technology.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun