Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasus Perjamuan Terakhir [Detektif Kilesa]

3 September 2021   15:31 Diperbarui: 3 September 2021   16:02 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ruangan ini belum dibereskan sejak perjamuan kemarin?"

"Seluruh rumah belum dibereskan, pak. Permintaan kepolisian siang kemarin. Kami para pelayan tidak tahu mengapa, juga tidak berani bertanya, hanya berani mengikuti."

"Siapa saja yang duduk di ruang tamu ini?" tanya Jamet.

"Anak ketiga Hudaya Hermawan bersama istrinya Verni Riswita, berbincang,  mengisap tembakau, dan menikmati wine di ruang tamu ini."

Mendengar jawaban Alfred menimbulkan sebuah ide dalam benakku. Aku memanggil James dan Jamet, bertanya apakah mereka setuju kepada rencanaku. Ternyata mereka tidak keberatan.

"Tuan Alfred, begini, aku memiliki rencana. Bisakah tuan terangkan apa yang terjadi di setiap ruangan, bersama setiap pelakunya, seiring kita berjalan menyusuri rumah ini? Apakah tuan mengingat kejadian dua hari yang lalu, beserta orang -- orangnya?"

Alfred tersenyum tipis dan mengangguk, "Sayangnya saya diberi perintah oleh Tuan Bobby untuk mengawasi tuan muda Guntur Hermawan. Anak ini cukup bandal sehingga tuan besar memberikan perhatian khusus. Sepanjang malam saya terus berada di sisinya berlarian kesana kemari."

"Dan Guntur Hermawan ini adalah cucu dari Bobby Hermawan dan anak dari Trisna Hermawan?" tanyaku, yang diikuti anggukan dari Alfred.

Aku melanjutkan, "Tidak mengapa, tuan Alfred, ini justru yang kami harapkan, keterangan akan menjadi natural dan tidak dipaksakan. Kau katakan tadi anak ini berlarian ke segenap penjuru ruangan, bukan? Maka kita bisa melihat kejadian dari sudut pandangnya."

"Baiklah jika itu yang tuan -- tuan inginkan." Alfred mengangguk dan mempersilakan kami untuk mengikutinya di belakang. Dari ruangan tamu kami beranjak menuju ruang tengah. Ruangan itu sangat besar sekali, dengan langit -- langit yang lebih tinggi daripada ruangan tamu, dikelilingi oleh anjungan dari lantai dua. Sebuah lampu kristal terletak di sisi sebelah kanan, dan sebuah buffet panjang berada di bawahnya. Melihat bahkan sisa -- sisa makanan dan perabotan belum dibereskan, aku berpendapat bahwa pelayan -- pelayan di tempat ini jujur dan taat perintah.

Lukisan -- lukisan antik dan berbagai macam foto keluarga adalah yang pertama menarik perhatianku ketika menginjakkan kaki di ruangan ini. Keluarga Hermawan memiliki empat orang anak, semuanya sudah menikah, namun baru ada tiga anak kecil di foto keluarga besar. Alfred menerangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun