Aku mengangguk -- angguk. Sepengetahuanku, orang yang membatasi karbohidrat dan tidak mengonsumsi gula adalah orang yang paling mengerti tentang kesehatan. Seharusnya tidak mungkin orang seperti Bobby Hermawan meninggal akibat kadar kolesterol tinggi. Namun pemeriksaan lab menunjukkan hal itu.
"Apakah Bobby Hermawan mengonsumsi obat -- obatan?"
Alfred mengangguk, "Ia mengonsumsi amlodipin dan simvastatin. Namun khusus amlodipin, baru -- baru ini diberikan oleh tuan Trisna sebagai pelengkap dari obat awal."
"Bukan atas saran dokter?" ujarku cepat.
"Tuan Trisna mengaku bahwa ia sudah berkonsultasi dengan dokter pribadinya. Tuan besar juga setuju. Ia selalu meriset apa yang akan dikonsumsinya sehingga kami tim pelayan tidak khawatir dengan apa yang akan dimakan oleh tuan besar."
Lagi -- lagi, setahuku obat penurun kolesterol tidak perlu suplemen. Apakah terjadi sebuah komplikasi? Bukankah hal ini seharusnya muncul di laporan hasil lab? Aku tidak ingin berasumsi terlalu jauh tanpa mengerti situasi. Alfred melanjutkan.
"Bahkan tuan Trisna datang ke tempat ini bersama Guntur ketika tuan besar sedang bersantap. Tuan Trisna menagih ayahnya bahwa ia berjanji akan membawa Guntur jalan -- jalan naik helikopter ke Macau. Tuan besar menyanggupi. Di akhir percakapan yang kuingat, ia menanyakan tentang amlodipin, apakah tuan Bobby sudah memakannya atau belum. Padahal ia belum selesai bersantap malam."
Aku mengangguk -- angguk. Keterangan ini tentu memberatkan Trisna Hermawan. Apalagi rumah ini menjadi warisan baginya. Namun aku tidak ingin beralih ke sana. Aku menuju pojok dan menemukan sebuah globe yang cukup besar. Yang unik, ada titik -- titik merah muda di atas globe itu. Alfred dengan senang hati menjelaskan.
"Tuan besar mempunyai kebiasaan untuk menandai setiap tempat yang telah ia kunjungi di permukaan bumi."
"Apakah ia mempunyai hobi jalan -- jalan?"
"Benar. Dan lagi ia senang menggunakan moda yang tidak umum, seperti helikopter, jet, catboat."