"Jangan bermain -- main, Filipus. Bagaimana jika Octavian terjatuh?"
"Maka, jatuhlah, toh ia sudah tidak bisa berjalan lagi." ujar Filipus.
"Hush, diamlah kalian. Kemungkinan itu tidak akan terjadi. Tapi, kau tentu benar -- benar menyaksikan bahwa orang itu bisa menyembuhkan penyakit, bukan?" tanya Sosteus.
"Tentu saja, Sosteus. Alurim bersamaku beberapa hari yang lalu. Ah, sayang sekali ia belum datang."
"Dan kalian menyaksikan orang bernama Yesus itu mengusir roh -- roh jahat di dalam rumah ibadat?"
"Jangan pura -- pura tidak tahu, Sosteus. Kau sendiri mengenal Hermanus, bukan? Di mana dia sekarang? Apa masih suka keluyuran di tepi Danau Galilea? Tidak, kawan, ia sudah berada di dalam rumah ibadat setiap hari, memuji dan memuliakan nama Tuhan."
Sosteus mengangguk -- angguk. "Lalu, apakah kau yakin ia bisa memulihkan penyakit yang diderita oleh Octavian?"
"Tentu saja, Sosteus. Apa kau tidak mendengar berita akhir -- akhir ini? Orang itu bisa menyembuhkan segala penyakit! Ia adalah utusan dari Allah sendiri. Berasal dari Bapa, seperti itulah kata -- kata yang sering kudengar dari orang -- orang."
"Ada alasan mengapa orang -- orang banyak selalu mengikuti-Nya, Sosteus. Selain penyembuhan, kata -- kata pengajaran yang diucapkan-Nya juga menurutku adalah kebenaran. Ia kerap mengkritik ahli Taurat dan orang Farisi. Senang aku mendengar-Nya." tambah Filipus.
Sosteus menjentikkan jari, "Ah, semakin tinggi keinginanku untuk melihat diri-Nya."
"Ah, ayah dan ibu Octavian sudah datang. Mari kita bantu. Cepat!"