Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Motel Berdarah [Detektif Kilesa]

19 September 2020   14:47 Diperbarui: 19 September 2020   14:53 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada rentang jam delapan, sesekali terlihat mobil atau motor lewat di jalan depan gerbang. Juga pejalan kaki. Namun tidak ada satu pun memasuki lingkungan motel. Tidak ada yang menarik dari rekaman cctv ini, hingga Charles menukil sesuatu.

"Di pojokan ini, gubuk kayu ini, bukankah itu adalah sebuah warung bakso? Terlihat seperti gudang kosong, tapi ada yang keluar masuk. Ya, kacanya memang tidak beraturan, tapi dari sudut pandangnya sepertinya ia bisa melihat ke dalam motel."

Aku menatap Charles tidak percaya. Titahku berikutnya adalah meminta Charles untuk memanggil tukang bakso ini. Ia kembali dengan seseorang yang memakai topi bundar dan bertampang lugu. Tanpa mengetahui duduk persoalan, tanpa memberitahunya bahwa telah terjadi kasus pembunuhan, kami langsung bertanya hal yang penting.

"Selamat pagi, Pak Rojak, bukankah itu tulisan di depan warung bapak? Bakso Pak Rojak."

"Ya, betul, pak. Ada apa ini, pak?"

"Bukan, pak. Kami hanya ingin bertanya. Apakah dari warung bakso bapak, halaman hotel ini terlihat cukup jelas?"

Rojak mengangguk. Lalu aku bertanya kembali, "Jam delapan tadi pagi, pak, apakah bapak sedang melihat motel ini, pak?"

"Setiap saya membersihkan meja, saya pasti melihat motel ini, pak. Ada apa? Ada sesuatu yang terjadi?"

"Apa yang bapak lihat pagi tadi?"

Ia mengernyit, berusaha mengingat -- ingat, "Ah, biasa saja, tidak ada yang aneh. Orang keluar masuk kamar, berjalan di depan, ya, hal -- hal seperti itu. Bahkan kalau saya tidak salah lihat beberapa orang kumpul -- kumpul di pojokan. Tidak ada yang aneh, pak. Memangnya ada apa?"

Keluar masuk kamar? Berjalan di depan? Bahkan kumpul -- kumpul di pojokan? Bukankah hampir semua saksi mata mengatakan bahwa mereka berada di dalam kamar dan bersiap -- siap? Keterangan ini bertolak belakang dengan semuanya. Saking uniknya keterangan Rojak, aku jadi tercenung. Kedua rekan detektifku menyadari hal itu sehingga mengambil alih pertanyaan. Aku bahkan tidak lagi memerhatikan pertanyaan yang dilontarkan keduanya. Ketika Rojak dipersilakan pergi, Mahmud menegurku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun