"Kau pasti sedang memikirkan keterangan yang bertolak belakang itu, bukan?"
Aku menatap Mahmud. "Benar, Mahmud, dan sebenarnya jika dipikir -- pikir, keterangan itu cocok dengan keganjilan yang kupikirkan. Bagaimana, menurutmu? Haruskah kita melabrak orang ini untuk membuatnya mengakui kesalahannya?"
"Itu pula yang kupikirkan, Kilesa. Sepertinya tidak ada jalan lain. Daripada harus menunggu tim forensik mengidentifikasi sidik jari, akan memakan waktu lama."
"Hei, apa maksud kalian? Pembunuhnya sudah ketahuan?" tanya Charles.
"Sepertinya kita harus bertindak cepat, Charles. Jika tidak, mungkin pelaku bisa melarikan diri. Mari sob, kita bereskan kasus ini."
Charles hanya geleng -- geleng kepala melihatku dan Mahmud berjalan keluar dengan langkah pasti.
***
***
Kasus lain dapat dilihat di sini.