Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Motel Berdarah [Detektif Kilesa]

19 September 2020   14:47 Diperbarui: 19 September 2020   14:53 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mengernyit menatap Mahmud, "Kau yakin?"

Mahmud mengangguk. "99%, Kilesa. Jangan hina aku lagi. Aku tahu aku sudah menimbulkan banyak kekecewaan bagimu. Tapi, itu dulu."

"Bukan itu, Mahmud. Aku tahu kau sudah memasang garis kuning di depan. Artinya, tidak ada yang keluar masuk."

Mahmud tersenyum. "Even better, Kilesa. Mari masuk ke dalam. Akan kujelaskan."

Aku dan Charles masuk ke dalam ruangan resepsionis dan mendapatkan seorang wanita berseragam berusia dua puluhan. Walau kami belum melakukan apa -- apa, wanita ini nampak cemas. Entahlah, di negeri ini banyak yang takut tanpa alasan jika melihat polisi.

"Ia Yulina, resepsionis motel ini untuk shift hari ini. Di motel ini hanya ada satu akses, yaitu gerbang depan ini. Hanya ada satu cctv, yang melihat langsung ke gerbang. Lebih baik lagi, setiap tamu yang ingin masuk atau keluar motel, harus dicatat di logbook ini."

Ia menampilkan sebuah logbook yang menampilkan data layar tamu check ini dan check out. Charles langsung skeptis. "Ini cuma menampilkan data check in dan check out, bukan yang masuk keluar gerbang."

"Lihat baik -- baik, Charles." gerutu Mahmud.

Mahmud benar. Catatan logbook ini bagus. Data ini bukan hanya check ini dan check out, tapi setiap orang yang melangkah keluar gerbang dicatat waktunya. Pada saat ini ada lima kamar yang terisi. Nomor dua, tiga, tujuh, delapan, dan sembilan. Penghuni nomor satu sedang keluar sedari malam kemarin. Kelima kamar yang terisi ini belum keluar sedari pagi. Itu artinya...

"Artinya kelima penghuni kamar ini adalah tersangka dalam kasus ini. Bukankah begitu, Mahmud?"

Mahmud mengangguk. Aku menggertakkan tangan. Kasus ini akan menjadi mudah. "Kami perlu melihat kondisi mayat di nomor lima terlebih dahulu. Kau masih meninggalkannya seperti ia ditemukan, bukan? Ngomong -- ngomong, siapa yang melaporkan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun