Lalu pundaknya yang lain.
Kakakku melepaskan diri, ia menusuk pencengkeram di belakangnya.
Ia menerjang ke arahku.
Demi kepanikan, aku menebas pinggangnya.
Ia mendobrakku, membuatku jatuh terguling -- guling.
Aku berlekas untuk bangkit dan mencarinya.
Di sanalah dirinya.
Sedang berlutut dan tersungkur.
Pedang menjadi tumpuannya di tangan kanan.
Perutnya luka parah.
Ini adalah sebuah kesempatan untuk menghabisinya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!