Aku mencoba beristirahat karena kelelahan sesudah berlari, dan berdiri di pinggir jembatan, dengan kedua tangan menggenggam pembatas jembatan. Akhirnya aku berhasil lari dari kenyataan. Tapi aku tahu, aku tak bisa lari selamanya. Aku berpikir, memikirkan caranya untuk bisa lari dari kenyataan terkutuk ini.
Tiba-tiba, aku melihat sebuah sosok perempuan di bawah jembatan.
Sosok yang kukenal, amat kukenal.
Jessica.
Menyadarinya, aku berusaha meraihnya. Tangannya terangkat ke atas, dan aku tahu apa yang harus kulakukan.
Melompat.
-SELESAI-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H