"Aku mau Emak saja. Di mana dia? Tadi, sewaktu Neng tidur, ia ada."
Mak Pinah tak bisa menjawab. Angin ribut mengacaukan semua. Termasuk ia yang selamat tak ditibani bangunan yang di sebelah-menyebelah hancur berkeping-keping.
"Ini azab, ya Mak Pin?" tanya Erni dengan lugu. Masih termangu dengan pemandangan di sekitarnya.
Mak Pinah tak bisa menjawab.
"Kamu tahu dari mana?" wanita itu duduk dan sama-sama memandang ke depan. Seperti anak dan emak.
"Dari tivi."
"Dari tivi?"
Erni mengangguk.
"Tapi azab itu untuk orang yang suka memaki."
Mak Pinah menghela nafas dalam-dalam. Ia pun pernah menonton acara itu di tivi. Tentang orang-orang yang seperti diingatkan akan perbuatan-perbuatannya. Terutama yang seenaknya memperlakukan manusia, alam dan Tuhan. Demi kepentingannya. Demi naluri kebejatannya.
"Angin ribut puting beliung ini bukan azab, Neng."