Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bandung Pagi Ini

27 Agustus 2017   10:11 Diperbarui: 27 Agustus 2017   14:11 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baik." Dan ia menggamit lenganku lebih erat. "Kalau ini membuat Abang jadi hangat. Tapi jangan menciumku."

Aku mengernyitkan kening.

"Kenapa?"

"Mulut abang sepertinya baru mengudap ayam goreng."

Tawaku cukup kencang. Setidaknya menguncang jalan besar kota yang pagi ini sedang dingin seperti yang disebutkan Rere dari fb yang mampir ke hapenya.

"Taunya?"

"Ah, masak sih Re sukanya sama wanita."

"Tadi makanku paha ayam itu pake sambal nggak?"

"Itu urusan lalaki. Ini di tanah Pasundan, Abang."

Aku manggut-manggut. Dan aku menggoda. "Apa hubungannya?"

"Di sini, orang suka lalapan. Apalagi kalau makannya di warung Sunda seperti depan terminal bis ...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun