"Leuwi Panjang...."
"Nah!" Rere menjentikkan jarinya. "Sekarang boleh Rere yang mencium, Abang?"
Aku diam.
"Biar lebih hangat," Â Rere seperti meminta izin. "Boleh?"
Aku menepuk keningku.
"Nggak usah mikir."
"Gratis?" aku pengin mengajukan pertanyaan. Tapi kuurungkan.
"Siap?"
Ia mengelap mulutku dengan jemarinya yang terbilang tak terlalu lentik. Aku memejamkan mata. Dan ...Rere menunaikan tugasnya dengan sempurna. Pada Parisj van Java sepagi ini...
***Â
Bandung, 28/7/17
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!