Tika menggeleng mengelakkan tatapan San.
“Mungkin karena matamu indah….”
“Trus? Apa hubungannya?”
San menyadari keterlepasannya. Dan ia meminta Tika untuk memandang secara lurus ke arah lensa yang dimoncongkan.
“Awaass …!”
San mengenyitkan kening.
“Apa? Kok aku yang diingatkan. Mestinya, kamu …!” sergah San.
“Iya. Maksudku, kalau hasilnya jelek.”
San tertawa.
Tika tertawa. Ia pun yakin-seyakin yakinnya dengan bidikan San. Karena ia memang kerap kali dipotret. Mungkin karena ia menjadi penyanyi Band SMA 1000. Sejak kelas satu. Lagu yang ditembangkan selalu melankolik. Dibawakan dengan memejamkan mata. Lalu diteruskan dengan menyisir rambut panjangnya dengan lentik jemarinya. Saat itulah biasanya San siap-siap membidik, saat Tika membuka mata untuk melafazkan lirik berikutnya.
“Aku hapal betul….”