Selesai berdendang seluruh peserta menyebar ke tenda masing-masing untuk beristirahat dan ada yang lanjut diskusi untuk silaturrahmi.
Pagi di hutan pinus Limpakuwus begitu terasa menyegarkan. Sebuah Sleping bag dan matras cukup membuat tidur saya pulas.
"Harek ngopi moal? hayu urang melak tangkal ayeuna" kalimat pertama yang diucapkan teman tidur satu tenda tadi malam.
Sebut saja Namanya Tohirin. Meskipun sudah dua belas tahun dia berdinas di Maluku Utara, tapi bahasa Sundanya tetap fasih. Padahal aselinya dia orang Brebes. Mungkin karena isterinya yang juga adik tingkat kelasnya berasal dari Bandung.
"Hayuklah.. Bapake muleh" jawabku.
Susasana asri limpakuwus mengajak kita semua untuk menikmati langkah demi langkah kaki saat  mengelilinginya sembari foto selfy.Â
Barulah acara yang dinanti-nanti yaitu penanaman dimulai. Bibit -- bibit pohon dan lubang tanam dengan jarak yang teratur telah disediakan oleh panitia. Sebagian bibit-bit pohon itu juga merupakan jenis tanaman produktif dan buah-buahan yang dibagikan kepada masyarakat.
Ayo kita menanam. Tak lupa doa dipanjatkan agar apa yang ditanam bisa tetap hidup dan memberikan manfaat.