Iblis menipu, sehingga manusia pada saat seperti itu merasa menjadi semakin pasrah pada Tuhan. Padahal tanpa disadarinya dia menyerah pada keputusasaan.
Karena itu yang terpenting adalah Dia yang memberi pertumbuhan, bukan yang menanam atau yang menyiram. Dari Dia jualah sumber kekuatan agar manusia tidak tergelincir saat menjalani lembang dan puncak gelombang.
Sebab saat berada di puncak, manusia mudah sekali merasa dekat dengan Tuhan, dan Tuhan penuh kemurahan. Namun, saat berada di titik nadir manusia juga mudah merasa bahwa ia ditinggalkan.
Manusia merasa dia berpasrah diri dalam kebijaksanaannya, padahal ia bersandar pada logikanya yang samar-samar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H