Hingga saat ini beberapa masalah mendasar yang dialami bangsa antara lain:
Krisis integritas dan pandemik korupsi dalam penyelenggaraan negara dan praktik di masyarakat. Pada saat yang sama, Indonesia menghadapi tantangan yang berat dalam proses demokratisasi, penegakan pemerintahan yang bersih, dan pemberantasan kemiskinan.
Lemahnya etos kerja, kreativitas, dan daya saing membuat Indonesia semakin tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Pada saat yang sama Indonesia berada dalam kancah persaingan global yang sengit dan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Krisis identitas ditandai dengan melemahnya budaya gotong royong yang merupakan aset sosial-budaya Indonesia. Pada saat yang sama kita menghadapi gempuran gelombang globalisasi yang lebih diwarnai dengan nilai-nilai individualistik sehingga untuk menghadapinya dituntut kerjasama yang kokoh diantara segenap komponen bangsa.
Ketiga masalah mendasar di atas mempengaruhi sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang apabila tidak dicari solusinya dapat menghambat upaya mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa pada jangka menengah dan panjang.Â
Gerakan Nasional Revolusi Mental diharapkan dapat merubah perilaku kolektif bangsa secara bersama-sama menuju perilaku baru melalui gerakan yang melibatkan semua unsur, baik penyelenggara negara maupun masyarakat.
Mengacu pada berbagai hasil survei internasional Indonesia masih menghadapi berbagai masalah sosial-budaya yang memerlukan perubahan cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku, dan cara kerja yang lebih baik.
Hal ini disebabkan, antara lain oleh rendahnya pemahaman terhadap kekayaan budaya luhur bangsa sehingga praktik korupsi meluas pada berbagai sendi kehidupan, daya saing dan etos kerja kurang kompetitif, praktik hidup individualistik, dan adanya masalah mentalitas para penyelenggara negara dan masyarakat.
Indonesia tampak seperti kehilangan model dan teladan yang baik dari para penyelenggara negara, bahkan masyarakat pun mengalami kehilangan kepercayaan terhadap penyelenggara negara dengan melihat banyaknya kasus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di lingkungan eksekutif, legislatif, yudikatif, dan berbagai instrumen sosial lainnya. Praktik pandemik korupsi ini sungguh ironis dan masih terjadi pada masa paska reformasi.
Dari aspek produktivitas tenaga kerja Indonesia menurut Asian
Development Bank (ADB, 2015) meski naik sebesar 60% dalam 14 tahun terakhir, namun kalah jauh oleh kenaikan produktivitas negara-negara lain. Sebagai contoh, kenaikan produktivitas tenaga kerja China adalah lima kali lipat dalam 14 tahun terakhir. Indonesia bergerak, namun bangsa lain bergerak lebih cepat dan lebih produktif.Â
Gerakan Nasional Revolusi Mental akan mendorong akselerasi peningkatan produktivitas tenaga kerja Indonesia. Perubahan berkemajuan di semua aspek harus terus dikumandangkan dan dilaksanakan agar bangsa Indonesia lebih disegani lagi baik di lingkungan regional maupun global.