Mohon tunggu...
Tengku Adri
Tengku Adri Mohon Tunggu... wiraswasta -

PEDULI ATRESIA BILIER

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Atresia Bilier, Masalah dan Solusi yang Diharapkan

19 Juni 2015   23:15 Diperbarui: 20 Agustus 2015   23:23 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 “Sejak tahun 2000 hingga saat ini, angka kelahiran bayi sudah diatas 4,5 juta per tahun "

Hal ini berarti jumlah bayi di Indonesia yang lahir dengan kondisi Atresia Bilier setiap tahunnya mencapai 300 – 450 jiwa. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa setiap hari lahir 1-2 anak Indonesia dengan kondisi Atresia Bilier.

 Berdasarkan perkiraan diatas, maka bisa dipastikan bahwa sejatinya ribuan bayi-bayi tak berdosa itu telah meninggal dunia selama 5 tahun terakhir.

 Sebab jika mengambil contoh pada tahun 2014, kami mencatat hanya ada 2 ( dua ) pejuang Atresia Bilier yang berhasil menjalani Operasi Transplantasi Hati. Maka kesimpulannya, lebih dari 90% para bayi Pejuang Atresia Bilier meninggal dunia tanpa sempat menjalani prosedur Transplantasi Hati.

 Domisili Pasien

Pasien Atresia Bilier ( Selanjutnya akan kami sebut sebagai PEJUANG ATRESIA BILIER ) , berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Tersebar dari Aceh hingga Papua.

Rumah Sakit Rujukan

 Seperti yang telah kami paparkan diatas bahwa Pejuang Atresia Bilier berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Namun sayangnya, hingga hari ini penanganan yang baik dan tepat belum bisa dilakukan di daerah. Hampir semua pasien terkonsentrasi di RSCM Jakarta, dan sisanya berada di rumah sakit yang ada di pulau jawa , seperti RS Dr. Sardjito – Jogja , RS. Kariadi – Semarang dan RS. Sutomo – Surabaya.

 Saat ini kami mencatat ada beberapa Pejuang Atresia Bilier yang berasal dari daerah diluar Jakarta yang berusaha menjemput kesembuhan di RSCM Jakarta.

 Sentralisasi ini juga merupakan salah satu penyebab kematian bayi. Sebab tidak sedikit orang tua Pejuang Atresia Bilier dari daerah yang akhirnya pasrah dan menunggu nasib karena tidak memiliki biaya untuk berobat di Pulau Jawa, khususnya Jakarta.

Kebutuhan Nutrisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun