Petugas keamanan yang merasa kewalahan segera lari berserta para karyawan Belanda. Mereka para buruh sudah tidak takut lagi dengan bayonet para tentara pemerintah. Mereka, Salim dan para buruh lainnya sudah berani bertaruh nyawa atas nama revolusi.
Stasiun Poncol Semarang yang berada di tangan Salim dan para buruh lainnya menutup arus lalu lintasnya, hal ini yang menjadikan perekonomian di belahan Jawa bagian Utara tidak bisa berjalan optimal.Â
Pengiriman pos, gula, kopi, tebu, tidak berjalan semestinya. Ekonomi Jawa bagian Utara seketika goncang. Dan berita ini sampai di telingan Gubernur Jendral Hindia Belanda di Batavia.Â
Mereka para buruh menjarah isi perkantoran beserta isinya, membakar bendera-bendera Hindia Belanda, menginjak-injak lukisan Gubernur Jenderal dan Ratu William dengan penuh suka cita, serta menutup aksinya dengan mengibarkan bendera Merah Putih diiringi nyanyian bersama lagu Indonesia Raya dan Internasionale.
Sebuah Revolusi sesungguhnya. Mimpi Salim meniru semangat Bolsjevik 1917 di Rusia sedikitnya berhasil untuk para buruh Stasiun Poncol Semarang.
-
Selepas aksi massa yang menggemparkan tersebut. Seluruh surat kabar mengisi halaman utamanya dengan Aksi Poncol yang digerakkan oleh Salim beserta kawan-kawannya.Â
Sebuah aksi yang membuat kagum. Bahkan aksi tersebut mendapat apresiasi dari CC PKI yang ada di Semarang bahkan radio markas besar Komunis Internasional yang berada di Moskow turut meliputnya.Â
Namun hal ini membuat Salim beserta pimpinan buruh lainnya ditangkap dan dijebloskan ke penjara karena telah membuat dan memprovokasi kegaduhan kota Semarang. Lagi-lagi Salim harus masuk bui berbulan-bulan.
Merasa diperlakukan tidak adil dengan terus-terusan dipenjara tanpa diadili di muka pengadilan. Beberapa simpatisan Salim menyuarakan supaya diadili dengan jujur untuk melakukan pembelaan diri dan membuktikan bahwa yang dia lakukan bukan merupakan kesalahan.Â
Tuntutan tersebut pertama tidak pernah di dengar oleh pihak kepolisian pemerintah Hindia Belanda. Tapi karena desakan dari parlemen yang ingin mempertahankan kewibawaannya dengan menjunjung tinggi nilai kebenaran, berhasil mendesak kepolisian untuk membawa Salim dan kawan-kawannya ke meja pengadilan.