"kau boleh lepas dari aksi malingmu, tapi tidak dengan kesombonganmu, dasar budak" -- petugas keamanan nampak marah disertai tatapan tajamnya.
Selepas kejadian itu, Salim mendekam di penjara beberapa minggu.
-
Rentetan aksi dari kawan-kawan buruhnya yang terkumpul dalam Vereeniging van Spooren Tramweg Personeel in Nederlandsch Indie (VSTP) atau sebuah perkumpulan buruh kereta api yang berhaluan sayap Kiri atau Sosialisme.Â
Rentetan aksi tersebut berhasil membebaskannya dari penjara. Selepas keluarnya dari jeruji besi, Salim mulai berkenalan dengan banyak aktivis buruh ataupun aktivis politik sayap Kiri yang terkenal militan dan radikal membela kesetaraan.Â
Pergaulan Salim dengan VSTP menyeret Salim ke dunia pergerakan. Salim mulai belajar membaca dan tulis menulis, mulai mengikuti sekolah-sekolah pengkaderan, mulai larut dan terjun ke dalam bacaan-bacaan buku Kiri, terutama yang berbau Marxisme.
Salim yang semakin gesit bersama VSTP berkali-kali melakukan aksi menolak kesewenang-wenangan perusahaan dan pemerintah kolonial Hindia Belanda.Â
Aksi-aksi massanya berhasil membebaskan kawan-kawan buruh bahkan mampu mengangkat gaji minimumnya ke derajat yang lebih pantas secara kemanusiaan.Â
Pernah ketika permintaan buruh tidak ditanggapi, Salim memimpin kawan-kawannya melakukan aksi massa mogok kerja besar-besaran, hingga memboikot stasiun Poncol Semarang yang menyebabkan lalu lintas perkereta apian di Jawa Utara lumpuh total.
-
Pagi menjemput terbitnya matahari yang ku kira tak akan terbit karena Semarang kala itu diselimuti mendung tebal dan rintik gerimis membasahi jalanan kota, Salim yang masih lengkap berpakaian karyawan lengkap berada di barisan terdepan dengan memegang toa atau pengeras suara memimpin ratusan buruh lainnya bergerak dari arah lapangan Simpang Lima, melewati depan kantor Residen menuju titik aksi yang telah ditetapkan, yakni Stasiun Poncol Semarang.