"iya-iya hati-hati kalian ya.." ucap si mbak cantik
"belum balik mas?, saya diluan ya mas" ucap bimo waiters pria kafe itu kepada saya.
"oh iya mas, saya bentar lagi nunggu redah dikit lagi mungkin." Jawabku yang padahal berdoa supaya hujan nya semakin deras hahaha.
"mas kami diluan" ucap 2 waiters wanita lainya
"iya mbak hati-hati." Jawabku basa-basi
Para waiters tadi pun pulang menerobos hujan yang sebenarnya ya memang bisa saja diterobos tidak terlalu deras soalnya, hanya aku saja yang berharap dan ingin berlama-lama disini berharap si mbak cantik mau mengobrol lagi denganku.
Jam semakin larut jarum nya berlari kencang menuju pukul 12 malam, aku yang tidak enak terus duduk disitu, takut berpikir bahwa si mbak cantik malam menunggu aku keluar karena dia segan mengusir aku untuk menutup pintu ruko kafe ini. Akupun memutuskan untuk keluar, mau mengucapkan "mbak saya diluan ya" cuman segan karena dia masih tampak sibuk menghitung sesuatu dengan buku besar akuntansi nya. Yasudah aku keluar saja diam-diam.
Doa berujung jawaban saat aku keluar pintu hujan nya mendadak menjadi deras lebat, petir mulai mengamuk, mau masuk lagi kedalam kafe segan, yasudah aku putuskan untuk menunggu saja di teras halaman ruko yang luasnya berukuran 3 meter itu.
Ngiittttttttt (suara pintu keluar masuk terbuka) tap..tap.. suara langkah kaki mengarah keluar.
"loh, mas masih disini?, kok gak nunggu hujannya didalam saja tadi?" tanya mbak cantik yang terkejut melihat saya menunggu di halaman kafe.
"iya mbak, saya tadi keluar mau pulang, eh hujan nya tiba-tiba makin deras, saya mau masuk lagi segan takutnya diusir karena gerbang mau ditutup...