Mohon tunggu...
T bio 1 Sinta Khoiriyah
T bio 1 Sinta Khoiriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa tadris biologi 1

Artikel hadis dhaif dan MACAM-MACAMNYA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hadits Dha'if dan Macam-macamnya serta Kehujahan Hadits Dha'if

24 Mei 2022   13:05 Diperbarui: 24 Mei 2022   13:12 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

a). Tadlis Isnad yaitu Hadits yang dikembangkan oleh perawi yang sudah sempat bertemu sendiri pada masanya, tetapi bukan berarti bisa mendengarkan langsung dari orangnya ataupun mendengar dari orang yang bersama dengannya, Tapi belum pernah bertemu. Kemudian beliau membuat pemikiran bahwa ia mendengar langsung dari orang tersebut.

b). Tadlis al-syuyukh

Tadlis ini lebih rendah ketimbang tadlis isnad, sebab perawi tidak sengaja menjatuhkan seseorang dari sanadnya dan juga tidak sengaja menyerupai juga bukan mendengar dari orangnya secara langsung. Perawi tersebut membahas guru, dan juga nisbat (sfat yang tidak lazim diperkenalkan).

Hadits Mu'allaq

Muallaq menurut merupakan isim maf'ul artinya terpaut atau terikat. Sanad semacam inilah bisa disebut dengan Muallaq dikarenakan terpaut pada bagian-bagian atasnya, tapi dibagian bawahnya terputus, maka akan berperan dengan suatu hal yang terpaut dalam atap juga lainnya.

Mengenai Hadits Dha'if dikarenakan penyebab lainnya dalam Ketidak-muttashilan Sanadnya dan juga hal-hal lainnya dalam tujuh macam di bawah ini:

Hadits Syaz 

Menurut Etimologi syaz berarti suatu benda berupa isim Fa'il sering diartikan dengan menentang maupun memisahkan diri. Ada juga pendapat dari Jumhur Ulama, Bahwa Syaz memiliki arti menyendiri.

2. Hadis Mudraj

Menurut Etimologi Mudraj yaitu memasukkan. Maksudnya yaitu mudraj matan. Ibn Shalah berpendapat bahwa, mudraj matan merupakan perawi yang memasukan perkataan pada hadis Rasulullah. Contoh perkataan shahabat juga seorang yang setelahnya, kemudian perawi memperoleh hadisnya dengan tambah lafadz dan tanpa adanya pemecahan, hal tersebut menyebabkan campuran antara hadis rasulullah Saw dan perkataan perawinya didalam satu naungan redaksi. 

3. Hadis Maqlub 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun