PEMBAHASAN:Â
Penelitian ini mengungkapkan bahwa meskipun penggunaan bahasa gaul semakin dominan di kalangan siswa SMPN 23 Padang. Nilai kesantunan berbahasa masih diterapkan dalam konteks tertentu. Salah satu temuan utama dalam penelitian ini adalah bahwa siswa lebih cenderung menggunakan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari, terutama karena pengaruh media sosial dan lingkungan sosial mereka. Media sosial, seperti Instagram dan TikTok, berperan besar dalam penyebaran bahasa gaul. Konten yang viral dan menarik perhatian sering kali menggunakan bahasa yang lebih kasual dan tidak formal, yang akhirnya ikut memengaruhi gaya berbahasa siswa. Selain itu, lingkungan teman sebaya juga memiliki pengaruh yang kuat. Siswa merasa bahwa menggunakan bahasa gaul adalah cara untuk diterima dalam kelompok mereka, sehingga mereka cenderung mengikuti tren bahasa yang ada.
Namun, meskipun tren bahasa gaul sangat populer, penelitian ini juga menemukan bahwa masih ada sebagian siswa yang berusaha menjaga kesantunan berbahasa, terutama ketika berinteraksi dengan orang yang lebih tua, seperti guru dan orang tua. Siswa yang menjaga kesantunan berbahasa ini cenderung memilih bahasa yang lebih sopan dan menghormati norma komunikasi yang berlaku dalam konteks formal. Hal ini menunjukkan bahwa kesantunan berbahasa tidak sepenuhnya terkikis oleh penggunaan bahasa gaul, meskipun mungkin tidak selalu konsisten. Kesadaran akan pentingnya kesantunan dalam berkomunikasi ini sering kali muncul dari pengaruh pendidikan formal di sekolah dan norma yang ditanamkan dalam keluarga.Â
Penting untuk dicatat bahwa meskipun bahasa gaul lebih didorong oleh tren dan pengaruh lingkungan sosial, nilai kesantunan berbahasa tetap bisa diterapkan, terutama jika ada pembinaan yang tepat baik di sekolah maupun di rumah. Pendidikan yang mengajarkan siswa tentang pentingnya berbahasa yang baik dan sopan, dengan memahami konteks penggunaannya, sangat diperlukan. Pembinaan ini tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga perlu melibatkan keluarga sebagai bagian dari proses pendidikan karakter. Salah satu solusi yang dapat diusulkan adalah mengintegrasikan media sosial dalam proses pembelajaran agar siswa bisa lebih mudah memahami dan merasakan relevansi dari kesantunan berbahasa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Siswa bisa belajar bagaimana menggunakan bahasa dengan tepat melalui cara ini, tidak hanya dalam situasi formal tetapi juga dalam interaksi dengan teman sebaya, tanpa harus mengorbankan identitas mereka dalam berbahasa.Â
Kesadaran tentang pentingnya kesantunan berbahasa bisa terus ditingkatkan melalui pendekatan yang menarik, kreatif, dan relevan dengan dunia siswa. Tren bahasa gaul terus berkembang, nilai kesantunan berbahasa tidak akan hilang, dan siswa akan mampu menyesuaikan diri dengan konteks komunikasi yang ada tanpa kehilangan identitas dan norma yang baik.Â
SIMPULAN Â
Penelitian ini berfokus pada permasalahan mengenai pengaruh bahasa gaul terhadap nilai kesantunan berbahasa siswa SMP, yang semakin tergerus oleh maraknya penggunaan bahasa tidak formal dalam interaksi sehari-hari, khususnya akibat pengaruh media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana nilai kesantunan berbahasa masih diterapkan di tengah tren penggunaan bahasa gaul yang sangat dominan.Â
Kemampuan siswa untuk menyesuaikan penggunaan bahasa sesuai dengan konteks menunjukkan bahwa kesantunan berbahasa tidak sepenuhnya hilang. Hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh pendidikan formal di sekolah, yang secara konsisten mengajarkan norma kesopanan, serta pembiasaan yang ditanamkan dalam keluarga. Oleh karena itu, meskipun tren bahasa gaul terus berkembang dan menjadi bagian tak terhindarkan dari kehidupan remaja, nilai kesantunan berbahasa masih dapat dipertahankan melalui pendekatan pendidikan yang relevan.Â
Pendidikan dan pembinaan berbahasa yang berkesinambungan menjadi faktor penting dalam menjaga kesantunan berbahasa siswa. Salah satu cara yang efektif adalah melalui integrasi pembelajaran bahasa yang menarik, misalnya dengan memanfaatkan media sosial sebagai alat edukasi yang dekat dengan kehidupan siswa. Sebagai hasilnya, siswa dapat memahami pentingnya menjaga kesantunan berbahasa tanpa merasa terasing dari perkembangan tren komunikasi modern.Â
Penelitian ini menegaskan bahwa nilai kesantunan berbahasa di kalangan siswa SMP dapat tetap terpelihara apabila ada upaya sinergis dari pihak sekolah dan keluarga dalam membangun kesadaran berbahasa yang baik, serta pendekatan edukasi yang sesuai dengan dunia remaja.Â
Daftar Pustaka