Mohon tunggu...
taufiq candra
taufiq candra Mohon Tunggu... Freelancer - Saya adalah mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jakarta.

Saya menulis di kompasiana dalam rangka untuk belajar bagaimana menulis yang baik dan menginspirasi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Potret Jeritan Syair Anak Jalanan

28 Februari 2018   19:05 Diperbarui: 1 Maret 2018   11:58 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel ini juga mengangkat seputar kehidupan tokoh Angel yang sempat tinggal di Australia. Hal tersebut terlihat pada cuplikan berikut.

Angel dan keluarga barunya tinggal di kota Perth, di ujung utara benua Australia. (Hal. 115)

Sejak tinggal di Perth, Soraya, ibu angkatnya, mengajari Angel berbahasa Inggris karena itulah Bahasa utama di Australia (Hal.115)

Pada cuplikan di atas, terdapat dua jenis latar tempat yang digunakan Agnes Davonar dalam menyusun karyanya. Pada mulanya, cerita diawali dengan latar tempat di Indonesia khususnya di Jakarta yang menjadi sorotan tajam, kemudian cerita berlanjut ke Australia sebelum akhirnya kembali lagi berpindah ke Indoneisa. 

Dari penggunanan dua latar tempat yang berbeda ini sepertinya pengarang Agnes Davonar ingin memperlihatkan dua perbedaan besar antara Australia dan Indonesia meskipun keduanya terpaut takjauh satu sama lain. Indonesia khususnya Jakarta disimbolkan dalam asosiasi buruk sebagai ibu kota. Namun, lain halnya dengan dengan Perth, Australia yang terlihat elegan dan penuh dalam kedamaian.

Selain itu, jika ditinjau dari penggunaan latar waktu. Novel ini menggunakan latar waktu 24 jam yang menandakan kisah ini berasal dari negera timur seperti Indonesia yang dapat dibuktikan dari beberapa penggalan di bawah ini.

Paginya, Anton seperti biasa bersiap untuk pergi bersama Bibi Feli ke pasar. (Hal. 13)

Ketegangan hari itu berakhir setelah Paman Marcus keluar rumah di sore hari. (Hal. 19)

Larut malam tiba, suasana rumah menjadi hening. Bibi Feli telah pergi tidur beberapa jam yang lalu. Seperti perkataannya tadi sore, taka da tanda-tanda kepulangan Paman marcus hingga lewat tengah malam. (Hal. 19)

Tepat pukul satu dini hari, mereka mengendap-endap dari kamar menuju ruang tamu dan kemudian membuka pintu perlahan. (Hal. 20)

Langit yang gelap mulai terlihat menjadi cerah. (Hal.20)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun