Kesimpulan: Cocok untuk penerbangan regional, tapi kurang pas untuk rute utama di Indonesia.
3. Keterbatasan Dunia dan Ambisi Indonesia
a) Keterbatasan Global
Saat ini, industri penerbangan menghadapi beberapa tantangan besar:
*Masalah rantai pasokan: Produksi pesawat Airbus dan Boeing sering tertunda karena keterbatasan bahan baku dan tenaga kerja.
*Harga avtur yang fluktuatif: Harga bahan bakar penerbangan naik-turun, mempengaruhi biaya operasional maskapai.
*Krisis lingkungan: Tekanan global untuk mengurangi emisi karbon membuat industri penerbangan harus mencari solusi lebih ramah lingkungan.
b) Ambisi Indonesia
Indonesia ingin menjadi pusat penerbangan di Asia Tenggara, dan untuk itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
1.Menambah armada pesawat -- Fokus pada pesawat yang efisien dan sesuai dengan kondisi rute domestik dan internasional.
2.Meningkatkan infrastruktur bandara -- Bandara di kota-kota besar harus terus diperbaiki agar bisa menampung lebih banyak penumpang.
3.Investasi di sektor penerbangan hijau -- Mulai mempertimbangkan pesawat berbasis bahan bakar ramah lingkungan atau teknologi listrik di masa depan.
Kesimpulan: Pilihan Terbaik untuk Indonesia
Melihat kondisi saat ini, pilihan terbaik bagi Indonesia adalah menambah jumlah pesawat di maskapai yang sudah ada, bukan membuat maskapai baru.
Untuk jenis pesawat:
*Airbus A320/A321neo dan Boeing 737 MAX cocok untuk rute domestik dan regional.
*Airbus A330 dan Boeing 787 Dreamliner bagus untuk penerbangan jarak jauh.
*Embraer E195-E2 bisa dipertimbangkan untuk rute antarkota kecil.
Sementara itu, COMAC dan pesawat Rusia masih belum terbukti, sehingga belum menjadi pilihan utama.
Dengan strategi ini, Indonesia bisa memenuhi kebutuhan 750 pesawat dengan cara yang efisien dan berkelanjutan.