Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tambah Pesawat atau Maskapai, Solusi Mana yang Jitu?

30 Januari 2025   13:26 Diperbarui: 30 Januari 2025   13:26 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat terbang: kompas.com

Kesimpulan: Cocok untuk penerbangan regional, tapi kurang pas untuk rute utama di Indonesia.

3. Keterbatasan Dunia dan Ambisi Indonesia

a) Keterbatasan Global

Saat ini, industri penerbangan menghadapi beberapa tantangan besar:
*Masalah rantai pasokan: Produksi pesawat Airbus dan Boeing sering tertunda karena keterbatasan bahan baku dan tenaga kerja.
*Harga avtur yang fluktuatif: Harga bahan bakar penerbangan naik-turun, mempengaruhi biaya operasional maskapai.
*Krisis lingkungan: Tekanan global untuk mengurangi emisi karbon membuat industri penerbangan harus mencari solusi lebih ramah lingkungan.

b) Ambisi Indonesia

Indonesia ingin menjadi pusat penerbangan di Asia Tenggara, dan untuk itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
1.Menambah armada pesawat -- Fokus pada pesawat yang efisien dan sesuai dengan kondisi rute domestik dan internasional.
2.Meningkatkan infrastruktur bandara -- Bandara di kota-kota besar harus terus diperbaiki agar bisa menampung lebih banyak penumpang.
3.Investasi di sektor penerbangan hijau -- Mulai mempertimbangkan pesawat berbasis bahan bakar ramah lingkungan atau teknologi listrik di masa depan.

Kesimpulan: Pilihan Terbaik untuk Indonesia

Melihat kondisi saat ini, pilihan terbaik bagi Indonesia adalah menambah jumlah pesawat di maskapai yang sudah ada, bukan membuat maskapai baru.

Untuk jenis pesawat:
*Airbus A320/A321neo dan Boeing 737 MAX cocok untuk rute domestik dan regional.
*Airbus A330 dan Boeing 787 Dreamliner bagus untuk penerbangan jarak jauh.
*Embraer E195-E2 bisa dipertimbangkan untuk rute antarkota kecil.

Sementara itu, COMAC dan pesawat Rusia masih belum terbukti, sehingga belum menjadi pilihan utama.

Dengan strategi ini, Indonesia bisa memenuhi kebutuhan 750 pesawat dengan cara yang efisien dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun