Jeju Air dalam Konteks Human Factor
Insiden Jeju Air menggarisbawahi pentingnya memahami human factor dalam keselamatan penerbangan. Tidak semua kesalahan terletak pada kru pesawat, tetapi interaksi manusia dengan teknologi dan sistem pendukung memainkan peran penting.
1. Pengambilan Keputusan dalam Situasi Darurat
Pilot Jeju Air menghadapi dilema besar: apakah mencoba pendaratan darurat atau menunda dan mencari solusi lain.
*Keputusan yang Sulit: Dalam waktu yang sangat terbatas, pilot harus menimbang risiko pendaratan versus risiko melanjutkan penerbangan dengan roda bermasalah.
*Latihan Darurat: Insiden ini menunjukkan pentingnya pelatihan yang lebih intensif untuk membantu kru menghadapi situasi seperti ini.
2. Tekanan Operasional
Musim liburan seperti Desember adalah waktu tersibuk bagi maskapai.
*Jadwal Ketat: Maskapai sering kali menempatkan kru di bawah tekanan untuk menyelesaikan penerbangan sesuai jadwal, yang dapat memengaruhi kualitas pengambilan keputusan.
*Fatigue (Kelelahan): Pilot yang kelelahan mungkin lebih rentan membuat keputusan yang tidak optimal dalam kondisi stres tinggi.
3. Dukungan Teknologi dan Sistem
*Alarm Kegagalan Teknis: Sistem peringatan dini untuk masalah teknis harus lebih jelas dan intuitif, sehingga kru dapat memahami situasi dengan lebih baik.
*Koordinasi dengan Menara Kontrol: Komunikasi antara pilot dan menara kontrol di Bandara Muan mungkin tidak cukup untuk memberikan panduan yang optimal dalam menghadapi situasi darurat.
Kecelakaan pesawat, terutama yang melibatkan dugaan konflik geopolitik, telah meninggalkan luka mendalam dalam sejarah penerbangan. Selain tragedi Korean Air Lines Flight 007 (KAL 007) yang ditembak jatuh oleh Uni Soviet pada 1983, ada insiden lain yang tak kalah tragis, yaitu Malaysia Airlines Flight MH17, yang ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina pada 2014.
Kini, laporan terbaru menyebutkan dugaan keterlibatan Rusia dalam insiden Azerbaijan Airlines di Kazakhstan pada Desember 2024. Ketiganya memiliki kesamaan: penerbangan sipil menjadi korban dalam konteks geopolitik yang tegang.Â
 Tragedi KAL/KE 007
Salah satu tragedi penerbangan sipil yang paling terkenal adalah insiden Korean Air Lines Flight 007 (KAL 007) pada 1 September 1983. Pesawat Boeing 747 ini ditembak jatuh oleh jet tempur Soviet setelah secara tidak sengaja memasuki wilayah udara Uni Soviet.