Mohon tunggu...
Opick Ridlo
Opick Ridlo Mohon Tunggu... profesional -

Beri aku pedang, maka akan kumenangkan pertempuran.\r\nBeri aku pena, maka akan kutaklukkan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Agama Bapakku

5 Juni 2013   22:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:28 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak sempat dia berteriak, hanya suara menggeram panjang dari tenggorokan dengan mata mendelik memegangi perutnya yang terburai. Beberapa saat kemudian tubuhnya terkulai layu, mati.

Tapi…! Tiba-tiba kurasakan perih di dada kiri. Panas. Dalam gerak yang tak tertangkap mata tadi, sesuatu yang dingin terasa menembus kulit, otot, paru-paru, serta jantungku. Benda itu terus menembus, lalu menyeruak kasar, merobek-robek isi dadaku. Belatiku jatuh berdentang di lantai, memecah keheningan malam.

Jari-jariku terangkat meraba, sebatang besi tajam runcing menembus dada kiriku. Darah mengucur perlahan. Tiba-tiba saja tubuhku terasa ringan, seperti akan terbang. Mataku berkunang-kunang gelap. Tubuhku ambruk kehilangan tenaga, lalu tak sadar. Entah apa yang terjadi kemudian.

Seminggu kemudian penduduk menemukan sesosok tubuh yang membusuk tak bernyawa di dalam mushola. Tubuh sang ustadz kampung, tubuhku.


Surabaya, 18 Februari 2008

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun