"Lhoh, kamu ini gimana to?"
"Naaaahhh, ketemuuuu...!!!" Layla girang menemukan buku pemberian Tama.
"Owalaah, dari Tama pasti yaa...??"
Layla mendadak terkejut, "Kok ibu tauuu? Ibu uda buka yaa?"
Ibunya dengan santai menjawab, "Siapa lagi kalau bukan Tama yang suka dengan buku. Jangan-jangan kamu hilang ingatan yaa?" Nada ibu bercanda memberikan kode bahwa dulu hampir Tama terus yang dibicarakan dengan ibunya.
Layla pura-pura bodoh, "iyaaaa, mungkin bu." Dan memutuskan untuk membantu ibunya terlebih dahulu di dapur. Sembari melakukan kebiasaan para wanita di dapur, ngrumpi. Tapi hal tersebut justru terlihat aneh di mata ibunya.
"Tumben, Nak?"
Layla pun hanya tersenyum manis membalas pertanyaan ibunya.
***
Sebuah ingatan 8 tahun yang lalu tentang Layla tersebut sangat berkesan bagi Tama. Â Bagi Tama, ingatan tersebut kini menjadi sesuatu yang menggembirakan untuk diingat kembali. Sekaligus pertanyaan, meski dengan cinta seperti apa kamu hendak memilih? Sebuah pertanyaan sederhana yang sampai sekarang belum menunjukkan tanda-tanda menyingkap rasa memiliki.
Malam-malam merupakan waktu yang dinanti oleh Tama. Memanggil dia tanpa suara paksa. Menghadirkannya tanpa secerca rasa ingin menatap pesonanya. Menemani Tama dengan harap akan memberi terang akan kegelapan. Atau jangan-jangan, Tama hanya sedang tidak sadar bahwa disanalah Layla selalu tinggal.