Mereka mencarinya dan menemukannya di antara tujuh mayat musuh. Ia berhasil membunuh mereka dan mereka pun membunuhnya.
"Wahai Rasulullah, ini dia JulaibIb, di antara tujuh mayat musuh yang berhasil dibunuhnya dan mereka pun membunuhnya."
"Ia telah membunuh tujuh musuh lalu mereka pun membunuhnya. Ia termasuk golonganku dan aku termasuk golongannya," ujar beliau dua atau tiga kali.
Beliau lantas membopongnya dengan kedua lengan beliau. Sebuah lubang digali dan tak ada alas baginya, kecuali dua lengan Rasulullah. Beliau meletakkannya di dalam kubur tanpa memandikannya. Sepeninggalnya, tidak ada janda yang lebih banyak bederma melebihi istri Julaibib (HR Muslim, 2.472).
Masih berpikir ingin alih profesi? Terima kasih Pak Tani. Untuk ribuan bulir nasi yang tersaji di piring setiap hari, yang merupakan hasil perasan keringat Anda dan lumpur yang melekat di kaki-kaki Anda. Juga permohonan maaf atas lidah kami yang terlalu kering untuk mengapresiasi jasa Anda. Semoga Anda selalu sehat wal afiat.
Anda mengajarkan kepada kami spirit andhap ashor, sepi ing pamrih, rame ing gawe. Rendah hati, tak banyak bicara, tapi rajin berkarya.
Terkadang, orang mulia tampak hina dan orang yang memiliki karamah tak jarang dipandang rendah. Pilihan kita hanya dua, meraih kesejatian ataukah memamerkan kepalsuan? (Serial Petani 2 Negeri, Karya Hayik El Bahja, #29 dari 60).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H