"Untuk Julaibib."
"Wahai Rasulullah, izinkan saya bicara dengan ibunya terlebih dahulu."
Ia datangi istrinya dan mengatakan, "Rasulullah meminang anakmu."
"Kabar gembira! Sebuah kemuliaan!" serunya.
"Beliau tidak meminang untuk dirinya, beliau meminang untuk Julaibib."
"Untuk Julaibib!? Yang benar saja! Untuk Julaibib!? Yang benar saja! Untuk Julaibib!? Yang benar saja! Demi Allah, kita tidak akan menikahkannya dengan Julaibib."
Ketika hendak beranjak menemui Rasulullah dan mengabarkan keputusan istrinya, anak perempuannya berseru, "Siapa yang  datang ke Ayah dan Ibu untuk meminangku?"
Ibunya mengabarkan pinangan itu dan ia pun berkata, "Apakah kalian hendak menolak perintah Rasulullah? Serahkanlah urusanku kepada beliau. Beliau tidak akan menyia-nyiakanku."
Ayahnya bergegas ke Rasulullah dan mengatakan kepada beliau, "Kami serahkan urusannya kepada Anda."
Nabi menikahkannya dengan Julaibib. Dalam sebuah riwayat, beliau berdoa untuk si wanita, "Ya Allah, curahkanlah kebaikan yang banyak kepadanya. Jangan jadikan kehidupannya susah."
Tak lama kemudian, Rasulullah keluar menghadapi sebuah peperangan. Usai peperangan, beliau bertanya kepada para sahabat, "Siapakah yang sedang kalian cari?" "Kami sedang mencari Fulan dan Fulan." "Carilah lagi, apakah ada yang belum ditemukan?" "Tidak." "Aku sedang mencari Julaibib. Carilah dia di antara para korban yang terbunuh."