Mohon tunggu...
Natasya Salsa Sabila
Natasya Salsa Sabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya Natasya Salsa Sabila, mahasiswi Universitas Islam KH. Achmad Siddiq Jember yang sedang menempuh studi di jurusan Management Pendidikan. Saya memilikiminat yang kuat dalam membaca dan selalu bersemangat untuk mengeksplorasi pengetahuan baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning dan Collaborative Learning

7 Mei 2024   22:16 Diperbarui: 7 Mei 2024   22:39 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Model Pembelajaran Cooperative Leaerning

     1. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning

Pembelajaran aktif yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok dan bukan sendirian disebut pembelajaran kooperatif. Dalam kelompok, siswa mempraktikkan keterampilan hidup seperti pemecahan masalah, pengambilan keputusan, penalaran, kerjasama, dan komunikasi yang efektif. Hindari membiarkan siswa bekerja sendiri, mendukung kemandirian mereka, dan memaparkan mereka pada tekanan teman sebaya yang tidak sehat agar dapat bekerja dengan baik. Namun, milikilah anak agar siswa dapat berkolaborasi. Oleh karena itu, sangat penting bagi siswa untuk terlibat dalam komunikasi sejak usia dini agar memiliki keberanian untuk menyuarakan keprihatinan dan mengatasinya sebagai kelompok di masa depan.

Salah satu jenis model pembelajaran kooperatif melibatkan siswa belajar dan bekerja secara kooperatif dalam kelompok kecil beranggotakan empat sampai enam orang dengan pengaturan kelompok yang bervariasi. Dinyatakan juga bahwa setiap anggota kelompok, baik secara individu maupun kolektif, memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok dengan kekuatan dan tindakannya. Untuk mengatasi kesulitan, setiap kelompok harus berpikiran terbuka, mau bekerja sama, dan berani menyuarakan pendapatnya di depan seluruh kelompok atau individu anggota.[1]

 

Model pembelajaran kelompok adalah serangkaian latihan pendidikan yang diselesaikan siswa dalam kelompok yang telah ditentukan guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Gagasan metodologi pembelajaran kooperatif terdiri dari empat komponen utama, yaitu sebagai berikut:

 

           a.  Adanya peserta dalam kelompok.

 

Sebagai bagian dari pendekatan pembelajaran kooperatif, siswa berkolaborasi dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Setiap anggota kelompok ini mempunyai fungsi khusus untuk memastikan keberhasilan kelompok. Partisipasi peserta dalam kelompok sangat penting bagi keberhasilan teknik ini karena dapat menumbuhkan komunikasi yang konstruktif, kerja sama tim, dan saling ketergantungan di antara para peserta.

 

Tujuan utama dari adanya peserta dalam kelompok dalam pembelajaran kooperatif adalah untuk:

 

       1. Meningkatkan hasil belajar siswa, baik secara individu maupun kelompok, merupakan tujuan utama adanya peserta belajar                      kooperatif dalam kelompok.

       2. Membantu siswa meningkatkan kemampuan sosial dan interpersonal, termasuk pemecahan masalah, kepemimpinan, kerja                    tim, dan komunikasi.

       3. Meningkatkan minat dan semangat belajar siswa sepanjang proses pembelajaran.

       4.Mendorong siswa untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan satu sama lain.

       5. Membangun komunitas belajar yang ramah dan mendorong.

 

Kelompok dalam pembelajaran kooperatif memiliki beberapa karakteristik penting, yaitu:

 

       1. Heterogen: Kelompok terdiri dari siswa dengan berbagai latar belakang, keterampilan, dan preferensi belajar.

       2. Kolaboratif: Untuk mencapai tujuan bersama, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang saling                       berhubungan.

       3. Saling Ketergantungan Positif: Keberhasilan setiap anggota kelompok bergantung pada keberhasilan kelompok secara                                keseluruhan.

       4. Interaksi Tatap Muka: Untuk mencapai sesuatu bersama-sama, anggota kelompok terlibat dalam interaksi tatap muka                                langsung.

       5. Akuntabilitas Individu: Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas kontribusinya sendiri dan kontribusi anggota lain.

       6. Keterampilan Interpersonal dan Sosial: Anggota kelompok memperoleh dan mengasah keterampilan interpersonal dan sosial                  seperti pemecahan masalah, kepemimpinan, kerjasama, dan komunikasi.

 

Terdapat berbagai jenis kelompok yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif, antara lain:

 

       1. Kelompok Kecil: Terdiri dari 3-5 siswa.

 

       2. Kelompok Pasangan: Terdiri dari 2 siswa.

 

        3. Kelompok Besar: Terdiri dari lebih dari 5 siswa.

 

        4. Kelompok Heterogen: Terdiri dari siswa dengan berbagai kemampuan, latar belakang, dan gaya belajar yang berbeda.

 

        5. Kelompok Homogen: Terdiri dari siswa dengan kemampuan, latar belakang, atau gaya belajar yang sama.

 

b. Adanya aturan kelompok.

         Komponen penting dari teknik pembelajaran kooperatif adalah aturan kelompok. Pedoman ini dimaksudkan untuk mendukung pengembangan lingkungan belajar yang mendorong, terorganisir dengan baik, dan bermanfaat bagi siswa yang berkolaborasi dalam kelompok. Menetapkan peraturan dasar untuk suatu kelompok dapat membantu menjamin bahwa setiap orang berpartisipasi penuh dan berupaya mencapai tujuan pembelajaran bersama kelompok. Tujuan utama dari adanya aturan kelompok dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

       1. Memastikan bahwa setiap anggota kelompok berpartisipasi secara aktif

            Aturan kelompok membantu memastikan bahwa setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam tugas dan diskusi.

       2. Meningkatkan konsentrasi dan fokus

           Norma kelompok membantu mengurangi gangguan dari luar dan menjaga perhatian siswa pada subjek yang ada.

       3. Mendorong rasa saling menghormati

           Dengan menetapkan aturan-aturan dasar, suasana belajar yang sopan dimana setiap individu dihormati dan didengarkan dapat             dipupuk.

       4. Meningkatkan produktivitas dan efektivitas kelompok

          Dengan menetapkan pedoman dan harapan yang jelas, peraturan kelompok memungkinkan kerja kelompok menjadi lebih                        produktif dan efisien.

      5. Menyelesaikan perselisihan

        Peraturan kelompok menawarkan struktur untuk menyelesaikan perselisihan yang dapat terjadi di dalam kelompok.

 

Terdapat berbagai jenis aturan kelompok yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif, antara lain:

 

      1. Pedoman partisipasi: Pedoman ini menjamin bahwa setiap anggota kelompok mengambil bagian aktif dalam tugas dan                                percakapan. Sebagai gambaran, setiap anggota kelompok harus berkontribusi minimal satu kali dalam setiap topik.

     2. Fokus dan konsentrasi kelompok dijaga dengan mentaati aturan-aturan yang tertib. Sebagai gambaran, anggota kelompok perlu            memperhatikan satu sama lain dan tidak saling memotong ketika sedang berbicara.

     3. Pedoman kerjasama: Pedoman ini mendorong kerja sama tim dan dukungan di antara anggota kelompok. Sebagai gambaran,                   anggota kelompok harus saling membantu dalam menyelesaikan tugas.

     4. Pedoman pemecahan masalah: Pedoman ini menawarkan struktur untuk menyelesaikan perselisihan yang mungkin timbul                     dalam kelompok. Misalnya, Ketika timbul perselisihan, anggota kelompok harus berupaya menyelesaikannya secara damai dan               kooperatif.

c. Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok.

           Kontribusi setiap anggota kelompok dalam proses pembelajaran merupakan salah satu komponen kunci pembelajaran kooperatif. Upaya pendidikan ini dapat dilihat dari beberapa sudut, antara lain:

           1. Keaktifan dan Partisipasi

              Setiap anggota kelompok diharapkan untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar kelompok. Hal ini dapat ditunjukkan dengan:

  • Mengambil bagian dalam percakapan dan menawarkan saran
  • Menyelesaikan tugas yang diberikan kepada Anda.
  • Membantu anggota kelompok lain yang mengalami kesulitan
  • Hargai pemikiran dan sudut pandang anggota kelompok lainnya.

        2. Saling Membantu dan Mendukung

               Pembelajaran kooperatif ditandai dengan kerja sama dan saling membantu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama                  kelompok, setiap anggota harus membantu dan mendorong yang lain. Hal ini dapat ditunjukkan dengan memberikan klarifikasi            kepada anggota kelompok yang bingung terhadap pokok bahasan, menyemangati dan memotivasi anggota kelompok yang                       mengalami kesulitan, serta menghargai dan menerima perbedaan sudut pandang di antara anggota kelompok.

 

       3. Komunikasi dan Interaksi

             Dalam pembelajaran kooperatif, keterampilan interaksi dan komunikasi sangatlah penting. Setiap anggota kelompok harus                  mampu berinteraksi secara baik dan berkomunikasi secara efektif dengan anggota kelompok lainnya. Hal ini dapat ditunjukkan              dengan memperhatikan dengan seksama ketika anggota kelompok lain berbicara, mengemukakan pikiran dan pendapat dengan            jelas dan sopan, serta menerima dan menghargai perbedaan sudut pandang di antara anggota kelompok.

 

      4. Tanggung Jawab dan Akuntabilitas

            Merupakan tugas setiap anggota kelompok untuk memenuhi tugas dan mencapai tujuan pembelajaran bersama. Hal ini dapat             ditunjukkan dengan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok, melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang diberikan tepat               waktu dan sesuai petunjuk, serta mempertanggungjawabkan tujuan pembelajaran kelompok.

 

       5. Pengembangan Keterampilan Interpersonal

            Pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa mengembangkan berbagai keterampilan interpersonal, seperti:

                a. Kemampuan berkomunikasi

                b. Kerja tim

                c. Penyelesaian masalah

                d. Kepemimpinan

                e. Menghargai orang lain

d. Adanya tujuan yang harus dicapai

       Fakta bahwa kelompok mempunyai tujuan yang harus dicapai adalah salah satu ciri pembelajaran kooperatif. Tujuan yang dapat dicapai, terukur, dan dinyatakan dengan jelas (SMART) diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Tujuan pembelajaran dalam kelompok dapat berupa memperoleh pengetahuan tentang suatu mata pelajaran tertentu, menyelesaikan tugas atau proyek, mengasah bakat tertentu, dan menemukan solusi terhadap suatu permasalahan. Siswa dapat belajar lebih efektif dan tetap mengerjakan tugas dalam proyek kelompok ketika mereka memiliki tujuan yang jelas dan terukur. Selain itu, tujuan pembelajaran kelompok dapat menginspirasi siswa untuk berkolaborasi dan mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama.

 

         1. Jenis-jenis Tujuan Belajar Kelompok

             Terdapat beberapa jenis tujuan belajar kelompok dalam pembelajaran kooperatif, yaitu

        * Tujuan akademik: Tujuan ini berkaitan dengan penguasaan materi pelajaran.

        * Tujuan sosial: Tujuan ini berkaitan dengan mendorong pertumbuhan kompetensi sosial termasuk kepemimpinan, kerjasama,                  dan komunikasi.

       * Tujuan pribadi: Ini mencakup hal-hal seperti meningkatkan motivasi belajar dan kepercayaan diri yang berhubungan dengan                   pengembangan diri siswa.

 

         2. Pentingnya Memiliki Tujuan Belajar Kelompok

              Dalam pembelajaran kooperatif, penetapan tujuan pembelajaran kelompok mempunyai berbagai keuntungan, antara lain:

            a. Meningkatkan motivasi dan fokus siswa: Dalam kegiatan belajar kelompok, siswa mungkin lebih fokus dan terarah ketika                          mereka memiliki tujuan yang jelas. Selain itu, tujuan pembelajaran kelompok dapat menginspirasi siswa untuk berkolaborasi                  dan mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama.

           b. Meningkatkan hasil belajar siswa: Menurut penelitian, siswa dapat belajar lebih banyak ketika mereka berpartisipasi dalam                        pembelajaran kooperatif dengan tujuan kelompok tertentu.

           c. Meningkatkan keterampilan sosial siswa: Siswa dapat memperoleh berbagai keterampilan sosial melalui pembelajaran                               kooperatif, termasuk kepemimpinan, kerja sama, dan komunikasi.

           d. Menumbuhkan rasa akuntabilitas yang lebih besar pada siswa: Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mencapai                  tujuan pembelajaran kelompok. Siswa dapat memperoleh manfaat dari hal ini dalam hal merasa disiplin dan bertanggung                         jawab.

 

         Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah adanya tujuan. Tujuan pembelajaran kelompok harus didefinisikan dengan baik, dapat diukur, dan dapat dicapai (SMART). Menetapkan tujuan belajar kelompok dapat membantu siswa mencapai banyak hal, seperti mempertajam perhatian dan motivasi belajar, mencapai hasil belajar yang lebih baik, mengembangkan keterampilan sosial, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab.Jadi, pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan kecil, yaitu atar empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda, kemampuan akademik, jenis kelamin, suku, ras, budaya yang berbeda atau bisa disebut dengan heterogen. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok bukan individu.

2. Ciri-ciri pembelajaran cooperative

     Pembelajaran cooperative memiliki ciri-ciri khusus dalam pelaksanaannya. Berikut adalah ciri-ciri pembelajaran cooperative:

        a. Saling tergantungan Positif (Positive Interdependence)

                 Pembelajaran kooperatif sebagian besar dicirikan oleh saling ketergantungan positif di antara anggota kelompok. Hal ini                       menyiratkan bahwa keberhasilan masing-masing anggota kelompok bergantung pada kinerja kelompok secara keseluruhan.                   Siswa terinspirasi untuk membantu dan mendukung satu sama lain karena menyadari bahwa mereka tidak dapat mencapai                       tujuan pembelajaran mereka sendiri.

 

       b. Tanggung Jawab Individu (Individual Accountability)

               Siswa berkolaborasi dalam kelompok, namun setiap orang tetap bertugas menyelesaikan pekerjaan rumahnya sendiri. Hal ini              penting untuk memastikan bahwa setiap orang dalam organisasi berkontribusi dan tidak ada seorang pun yang "hidup" dari                    kerja keras orang lain.

 

       c. Interaksi Tatap Muka (Face-to-Face Promotive Interaction)

              Dalam pembelajaran kooperatif, interaksi tatap muka antar anggota kelompok sangat dihargai. Agar tugas dapat diselesaikan               secara kolaboratif, siswa harus mampu mendengarkan dengan baik, berbicara dengan jelas, dan berbagi ide.

 

      d. Pengembangan Keterampilan Interpersonal (Development of Interpersonal Skills)

             Siswa yang menggunakan paradigma pembelajaran ini mampu memperoleh berbagai keterampilan interpersonal yang penting            untuk keberhasilan dalam hidup, termasuk pemecahan masalah, kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan.

 

       e. Proses Kelompok (Group Processing)

               Penting bagi kelompok untuk meluangkan waktu untuk mempertimbangkan apa yang telah mereka pelajari setelah setiap                      latihan pembelajaran kooperatif. Siswa dapat belajar dari sini apa yang berhasil dan tidak berhasil dalam proyek kelompok                        mereka serta bagaimana melakukan yang lebih baik di masa depan.

 

       f. Pengelompokan Heterogen (Heterogeneous Grouping)

              Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dengan latar belakang, keterampilan, dan gaya belajar yang berbeda biasanya                                  dikelompokkan dalam kelompok yang heterogen. Dengan melakukan ini, siswa dapat memperoleh manfaat dari pengetahuan                  satu sama lain dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang subjek kursus.

 

       g. Kesempatan yang Sama untuk Sukses (Equal Opportunities for Success)

              Setiap anak dalam kelompok harus memiliki peluang sukses yang sama. Instruktur bertanggung jawab untuk memastikan                       semua siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dan mendapatkan pengetahuan dari pengalaman mereka.

 

 

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Cooperative Learning.

         Tentunya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dipisahkan dari setiap pemulihan dan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Selain pembelajaran kelompok yang telah dibahas sebelumnya, pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

   a. Kelebihan Pembelajaran Cooperative.

          1. Membandingkan hasil belajar dengan pembelajaran individu, yang pertama lebih ideal.

          2. Pendapat kolektif lebih kuat dan lebih persuasif dibandingkan gagasan individu.

          3. Kolaborasi mahasiswa dapat menghilangkan egoisme dan meningkatkan ikatan kebersamaan, tanggung jawab bersama, dan                 rasa memiliki.

  b. Kekurangan pembelajaran cooperative

        1. Dibandingkan dengan strategi lain, strategi ini memerlukan persiapan yang lebih rumit, yang berarti instruktur harus                                  mencurahkan lebih banyak waktu untuk itu.

       2. Persaingan negatif akan mengakibatkan hasil pekerja dan tugas yang lebih buruk.

       3. Siswa yang malas dapat memilih untuk duduk di kursi belakang dalam kelompoknya dan cenderung mengabaikan orang lain.

Jadi   kelebihan  dari  penerapan  asas  kooperatif  dalam  pembelajaran  lebih meningkatkan solidaritas dan saling menghargai diantara peserta didik, sedangkan kelemahannya  yaitu  terjadinya  persaingan  yang  tidak  sehat  dan  sikap  saling ketergantungan dari peserta didik.

 

 

B. Model pembelajaran Collaborative

1. Pengertian Pembelajaran Collaborative Learning

         Dalam pembelajaran kolaboratif, siswa berkolaborasi dalam kelompok untuk membantu satu sama lain dalam memecahkan tantangan yang menantang. Pembelajaran selalu disertai dengan diskusi, sharing, dan debat dengan sudut pandang yang kondusif dan memperkaya wawasan. Dengan demikian, komponen kunci pembelajaran kolaboratif adalah penerapan kelompok teman sebaya dan esensi sosial. Siswa diberi tanggung jawab untuk meneliti informasi dan menyajikannya dalam kelompok tanpa bantuan guru berkat pembelajaran kolaboratif. Untuk membantu siswa lebih memahami seluruh aspek perdebatan, pembelajaran kolaboratif juga merupakan proses pembelajaran kelompok di mana setiap anggota memberikan pengetahuan, pengalaman, gagasan, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan kepada kelompoknya.

          Selain itu, menggunakan strategi ini akan memastikan bahwa setiap siswa memahami diskusi secara setara. Pembelajaran kolaboratif melibatkan pembelajaran dalam kelompok, namun tujuannya bukan untuk membangun kesatuan melalui kegiatan. Sebaliknya, siswa didorong untuk menemukan banyak sudut pandang yang ditawarkan setiap anggota kelompok. Pembelajaran merupakan hasil dari keberagaman atau perbedaan, bukan sesuatu yang terjadi dalam ruang hampa. Pendekatan kolaborasi ini lebih dari sekadar kerja sama sederhana. Pendekatan kolaboratif didasarkan pada teori interaksional, yang memandang pendidikan sebagai proses pengetahuan yang dikonstruksi secara sosial.

          Jadi perbedaan tersebut sudah nampak secara fakta bahwa collaborative ini mengandung makna secara keseluruhan dengan kerjasama dalam proses pembelajaran itu. Dalam pembelajaran collaborative learning terdapat beberapa tipe-tipe pembelajaran yaitu:

        1. Kuesioner berbasis web

            Dalam paradigma ini, siswa menggunakan internet untuk mencari informasi dan menyelesaikan pekerjaan rumah. Untuk                        menyelesaikan tugas, siswa harus berkolaborasi untuk menemukan materi terkait, mengevaluasi informasi tersebut, dan                          mensintesisnya.

       2. Pendidikan Berbasis Masalah

            Siswa disajikan dengan situasi yang menantang dan otentik dalam metodologi ini. Untuk mendeskripsikan masalah,                                  memperoleh data, menganalisis data, dan menghasilkan solusi, siswa harus berkolaborasi.

       3. Pembelajaran Berbasis Proyek

              Dengan menggunakan paradigma ini, siswa terlibat dalam proyek dunia nyata yang lebih luas. Merencanakan, melaksanakan,              dan mengevaluasi proyek semuanya membutuhkan kolaborasi di antara para siswa.

2. Manfaat Pembelajaran Collaborative Learning

     Dalam pembelajaran ini terdapat beberapa manfaat yaitu sebagai berikut:

          1. Peningkatan prestasi akademik

               Pembelajaran kolaboratif terbukti meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa siswa dapat                                memperoleh keterampilan dan sudut pandang baru dari satu sama lain.

         2. Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan orang lain

               Berbagai keterampilan interpersonal, termasuk kepemimpinan, kerjasama, komunikasi, dan pemecahan masalah,                                       dikembangkan oleh siswa melalui pembelajaran kolaboratif.

         3. Meningkatkan semangat belajar

                Karena mereka merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran, siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kolaboratif                  biasanya lebih terdorong untuk belajar.

         4. Menumbuhkan rasa saling menghormati

                 Siswa yang mengikuti pembelajaran kolaboratif lebih mampu menghargai pendapat dan perbedaan satu sama lain.

         5. Tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab

                 Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kolaboratif merasa lebih bertanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri                     dan pendidikan teman-teman mereka. 

3. Ciri-ciri pembelajaran Collaborative Learning

           Tiga ciri utama pembelajaran kolaboratif adalah: pergeseran dinamika antara pengajar dan siswa, metode pengajaran baru dari guru, dan struktur pembelajaran kolaboratif. Berikut ciri-ciri pembelajaran kolaboratif:

        a. Prioritaskan penciptaan pengetahuan bersama.

                 Melalui kerja sama dan keterlibatan siswa, pembelajaran kolaboratif bertujuan tidak hanya untuk menyebarkan informasi                     tetapi juga menciptakan pengetahuan baru. Untuk mengembangkan pemahaman yang lebih menyeluruh tentang subjek kursus,              siswa didorong untuk mengekspresikan pemikiran, sudut pandang, dan pengalaman mereka.

        b. Menekankan Percakapan dan Interaksi

                  Pembelajaran kolaboratif sangat menekankan betapa pentingnya keterlibatan dan dialog siswa. Untuk memenuhi tujuan                        pembelajaran umum, siswa harus mampu mendengarkan dengan baik, berbicara dengan jelas, dan berbagi ide.

        c. Keterampilan Interpersonal

                 Alat bantu pembelajaran kolaboratif dalam pengembangan berbagai keterampilan interpersonal yang penting bagi kehidupan              siswa, termasuk kepemimpinan, kerja sama, komunikasi, dan pemecahan masalah.

        d. Pengelompokan Khas

               Pengelompokan heterogen, yang menggabungkan siswa dengan keterampilan, latar belakang, dan gaya belajar yang berbeda                 dalam satu kelompok, merupakan praktik umum dalam pembelajaran kolaboratif. Siswa dapat memperoleh manfaat dari                            pengetahuan satu sama lain dan sebagai hasilnya memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran.

         e. Akuntabilitas yang Adil

                Mencapai tujuan pembelajaran merupakan tugas bersama seluruh anggota kelompok. Hal ini memotivasi siswa untuk                               membantu dan mendukung satu sama lain.

 

 

 

4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Collaborative Learning

          Dalam pelaksanaan pembelajaran collaborative, ada banyak keuntungan yang bisa di dapatkan, antara lain:

       a. Kelebihan Pembelajaran Collaborative Learning

            1. Menerapkan rasa kasih sayang, fokus, dan berbagi.

            2. Mengembangkan rasa syukur yang lebih besar terhadap orang lain.

            3. Kembangkan kecerdasan emosional Anda

            4. Mengutamakan kepentingan kelompok di atas kepentingan individu

            5. Kembangkan keterampilan interpersonal Anda

            6. Mengembangkan keterampilan kerja sama dan kerja sama tim

            7. Latihan mendengarkan pendapat orang lain

             8. Siswa merasa nyaman meminta bantuan temannya.

             9. Hasil dan kecepatan belajar meningkat dengan cepat

            10. Daya ingat materi pelajaran meningkat

            11. Lingkungan belajar dan motivasi meningkat

       b. Kekurangan Pembelajaran Collaborative Learning

             1. Siswa yang cerdas akan merasa sangat dirugikan karena harus bersusah payah membantu temannya jika tidak memahami                         tujuan sebenarnya dari pendekatan ini.

             2. Anak ini juga akan protes karena nilainya didasarkan pada prestasinya sendiri dan prestasi kelompoknya.

             3. Jika kolaborasi tidak berjalan dengan baik, maka hanya sekelompok siswa yang cerdas dan terlibat yang akan beke

C. Perbedaan pembelajaran Cooperative dan Collaborative Learning

            Untuk melihat perbedaan dari kedua konsep pembelajaran, maka pahami tabel di bawah ini:

 

Pembelajaran Cooperative 

Pembelajaran Collaborative 

Dalam kelompok kecil, anak-anak melatih keterampilan sosial.

Secara umum diyakini bahwa siswa memiliki keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk sukses.

Aktivitas-aktivitas terstruktur yang dirancang guru dari masing-masing siswa memiliki peran khusus.

Siswa mengatur dan menegoisasikan usahanya sendiri.

Guru mengamati, mendengar dan melakukan intervensi dalam kelompok jika diperlukan.

Aktivitas tidak tidak dimoditor oleh guru. Ketika ada pertanyaan yang ditunjukkan kepada guru, guru membimbing siswa-siswa untuk menemukan informasi yang diperlukan.

Siswa menyerahkan tugas pada akhir pelajaran untuk dievaluasi.

Siswa menyimpan draft untuk dilengkapi pada pekerjaan selanjutnya.

Guru melakukan asesmen kinerja siswa secara individual maupun kelompok.

Siswa melakukan asesmen kinerja secara individual maupun kelompok, berdasarkan consensus kelompok kecil,kelas (pleno), maupun pertimbangan Masyarakat keilmuan pada umumnya.

 

 

 

Selain memiliki perbedaan, kedua konsep pembelajaran ini juga memiliki persamaan, yakni:

      a. Menekankan pentingnya pembelajaran aktif

      b. Peran guru sebagai fasilitator

      c. Pembelajaraan adalah pengalaman bersama antara siswa dan guru.

      d. Meningkatkan keterampilan kognitif tingkat tinggi

      e. Lebih banyak menekankan tanggung jawab dalam proses belajarnya

      f. Melibatkan situasi yang memungkinkan siswa dapat mengemukakan idenya dalam kelompok kecil

      g. Membantu siwa dalam mengembangkan keterampilan sosial dan membangun tim.

D. Penerapan pembelajaran Cooperative dan Collaborative Learning

   Dua gaya belajar yang menekankan kerjasama siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama adalah pembelajaran kooperatif dan pembelajaran kolaboratif. Meskipun struktur, interaksi, dan fokus pembelajaran kedua metode ini berbeda, namun keduanya secara signifikan meningkatkan kualitas belajar mengajar. 

           1. Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning             

              Pembelajaran Cooperative Learning dapat diterapkan dengan berbagai cara dalam proses belajar mengajar, antara lain:

                      1. Berpasangan

                                   Instruktur dapat memberikan pekerjaan rumah atau proyek kepada pasangan siswa untuk diselesaikan bersama.

                      2. Belajar dalam Kelompok Kecil

                                  Guru mungkin memberikan tugas pekerjaan rumah atau proyek kelompok yang memerlukan kolaborasi antar siswa                              dalam kelompok kecil dengan tingkat keterampilan dan latar belakang yang berbeda-beda.

                      3. Belajar Jigsaw

                                   Setiap anggota kelompok mempelajari bagian tersendiri dari materi pembelajaran, yang mungkin guru akan                                            membaginya menjadi beberapa bagian. Selanjutnya setiap anggota kelompok menginstruksikan anggota kelompok                                       lainnya mengenai materi yang telah dipelajarinya.

                      4. Pendidikan Keseimbangan

                                    Instruktur memiliki opsi untuk membagi kelas mereka menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok                                                    mengerjakan proyek atau tugas yang berbeda. Setelah itu, siswa berpindah antar kelompok untuk menyelesaikan                                            berbagai tugas atau proyek.

                       5. Diskusi Kelas

                                   Instruktur mungkin memfasilitasi diskusi kelas mengenai bacaan yang ditugaskan atau topik tertentu, mendorong                                  siswa untuk terlibat dalam debat dan berbagi ide untuk menciptakan pemahaman umum.

              Tips untuk Menerapkan Pembelajaran Cooperative Learning:

  1. Pilih proyek atau tugas berdasarkan keterampilan dan minat siswa.
  2. Memastikan tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok dipahami.
  3. Sepanjang proses pembelajaran, berikan arahan dan bantuan yang jelas kepada siswa.
  4. Menilai kinerja individu dan kelompok sehubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran.

 

2. Penerapan Pembelajaran Collaborative Learning

Pembelajaran Collaborative Learning dapat diterapkan dengan berbagai cara dalam proses belajar mengajar, antara lain:

        1. Belajar melalui proyek 

            Instruktur mungkin menugaskan proyek yang sulit dan bermanfaat untuk diselesaikan oleh kelompok siswa.

        2. Pembelajaran Berbasis Masalah

             Instruktur dapat menugaskan siswa untuk bekerja sama mengatasi tantangan yang sulit dan otentik.

        3. Belajar melalui Inkuiri

             Dengan bekerja sama dan berdiskusi, guru dapat menginspirasi siswanya untuk melakukan penelitian dan menemukan solusi                 terhadap permasalahan yang mereka ajukan.

        4. Belajar melalui Diskusi

            Instruktur memiliki kemampuan untuk memfasilitasi diskusi kelas yang komprehensif mengenai banyak mata pelajaran dan                   memotivasi siswa untuk mengembangkan saling pengertian melalui keterlibatan aktif.

 

Tips untuk Menerapkan Pembelajaran Collaborative Learning:

       1. Buatlah suasana belajar yang terbuka dan kolaboratif.

  1. Doronglah peserta didik untuk saling belajar dan membangun pemahaman bersama.
  2. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil peran kepemimpinan dan tanggung jawab.
  3. Evaluasi kinerja individu dan kelompok berdasarkan pencapaian tujuan pembelajaran dan kontribusi individu dalam proses belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun