Cerdas Menguasai Suasana
Orang belajar menulis semestinya terlebih dahulu mempelajari hal-hal yang tidak akan dia tulis. Begitu juga orang belajar berbicara semestinya terlebih dahulu mempelajari kapan seharusnya tidak berbicara. Kita tentu pernah memdengar pepatah “bicara itu perak, diam itu emas”, entah perkataan itu benar atau tidak akan tetapi sebelum membahasa bagaimana seharusnya berbicara akan lebih baik kalau kita terlebih dulu memahami bagaimana seharusnya tidak berbicara kita diam bukan berarti tidak bersuara. Mungkin kita sedang mempraktekkan ilmu padi semakin merunduk semakin berisi. Karena didalam berbicara kita harus tahu berbicara dengan siapa dan di mana kita berbicara. Dengan demikian kita bisa menguasai suasana
Sering juga kita dengar orang berkata banyak bicara banyak salah, mengapa demikian karena tidak bisa menguasai suasana. Coba kita renungkan, jika teman kita sedang menghitung uang, apakah kita akan terus menerus berbicara? Tentu tidak, apabila kita kita terus menerus berbicara dengannya besar kemungkinan dia akan salah dalam menghitung uangnya.
Buat Pembicaraan atau Percakapan lebih hidup dan bisa dinikmati oleh semua yang terlibat, adapun caranya sebagai berikut.
Pilih topik yang dapat melibatkan semua orang sebelum berbicara tentu terlebih dahulu memikirkan apa yang akan kita bicarakan. Dalam hal itu kita tidak perlu memilih topik-topik yang berat misalnya tentang politik, bila orang-orang yang kita ajak bicara tidak banyak suka politik. Bila kita lakukan maka kemungkinana besar orang-orang yang kita ajak bicara akan tutup mulut dan secara otomatis pembicaraan kita akan mati.
Meminta pendapat, kita akan dikenang sebagai pemicara yang baik jika kita meminta pendapat dari orang sekitar yang akan kita ajak berbicara. Dengan demikian pembicaraan kita tidak bisa timbal balik
Bantulah orang yang paling pemalu dalam kelompok, sebagai pembicara yang baik kita perlu mengajak orang-orang disekitar kita atau orang-orang yang kita ajak bicara untuk ikut serta dalam pembicaraan. Khususnya mereka yang tampaknya enggan untuk bergabung dan dengan berbagai macam cara misanya memacing orang yang kurang terlibat itu dengan topic yang anda tahu akan dia nikmati.
Jangan memonopoli percakapan atau pembicaraan, dalam berbicara kita tidak perlu berbicara terus menerus seperti seorang monolog atau interrogator, walaupun demikian juga jangan terlalu sedikit berbicara. Bila kita terlalu pelit berbicara, orang-orang akan menganggap kita tidak cukup pandai atau tidak ramah.
Memancing pendapat, pertanyaan-pertanayaan yang dapat memancing pendapat sangat efektif untuk memulai percakapan atau pembicaraan dalam lingkungan sosial atau untuk memecahkan keheningan misalnya kita dapat menanyakan hal yang sedang menjadi topic hangat dan yang akan ada dibenarkan orang-orang saat itu.
- Mengukur Keterampilan Berbicara
Pada prinsipnya ujian keterampilan berbicara memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara, bukan menulis, maka penilaian keterampilan berbicara lebih ditekankan pada praktik berbicara.Untuk mengetahui keberhasilan suatu kegiatan tertentu perlu ada penilaian. Penilaian yang dilakukan hendaknya ditujukan pada usaha perbaikan prestasi siswa sehingga menumbuhkan motivasi pada pelajaran berikutnya. Penilaian kemampuan berbicara dalam pengajaran berbahasa berdasarkan pada dua faktor, yaitu faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi lafal, kosakata, dan struktur sedangkan faktor nonkebahasaan meliputi materi, kelancaran dan gaya[1][1].