Mohon tunggu...
Boeng Tan
Boeng Tan Mohon Tunggu... Buruh - Philosophy Activist

Membaca adalah melawan dan menulis adalah membunuh.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Paradigma Kesadaran: Sebuah Eksplorasi Filsafat

11 Oktober 2024   03:14 Diperbarui: 28 Oktober 2024   23:40 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.dictio.id

Husserl, pendiri fenomenologi, menekankan bahwa kesadaran selalu bersifat intensional, dan untuk memahaminya, kita harus fokus pada pengalaman individu tanpa melibatkan penilaian eksternal. Ini berarti bahwa kesadaran selalu tentang sesuatu—tidak pernah terjadi dalam ruang hampa; selalu ada objek kesadaran. Bagi Husserl, penting untuk mengesampingkan semua asumsi tentang dunia luar dan berkonsentrasi pada pengalaman kesadaran murni (metode epoche atau reduksi fenomenologis).

Merleau-Ponty tampaknya berbeda dengan reduksi fenomenologis Husserl. Argumennya bahwa tubuh memamg merasakan namun dunia yang dialaminya tidak dapat dipisahkan. Merleau-Ponty percaya bahwa kita tidak bisa menangguhkan atau memisahkan diri kita dari dunia karena kesadaran itu sendiri terwujud dalam pengalaman dunia melalui tubuh. Tubuh sebagai situs utama untuk mengetahui dunia, bahwa kesadaran selalu berhubungan dengan dunia dan tidak dapat dipisahkan dari konteks dunia fisik. 

Edmund Husserl menjelaskan kesadaran secara reduktif. Fenomenologi menekankan peran subjektivitas dan pengalaman individu dalam memahami kesadaran. Namun Maurice Merleau-Ponty mendekati kesadaran melalui interpretasinya bahwa fenomena tentang kesadaran muncul dari hubungan keterkaitannya manusia dengan dunia.

4. David Chalmers (1966). Bagaimana fungsi otak menghasilkan pengalaman kesadaran tetap menjadi misteri.

Chalmers berpendapat bahwa untuk memahami kesadaran sepenuhnya, kita mungkin memerlukan kerangka penjelasan baru yang melampaui materialisme tradisional. Dia mengajukan gagasan bahwa kesadaran mungkin merupakan aspek fundamental dari alam semesta, seperti halnya ruang dan waktu, dalam konsep yang disebut panpsikisme atau teori informasi terintegrasi. Yang mengatakan bahwa kesadaran, atau setidaknya elemen dasar dari kesadaran, mungkin hadir di seluruh alam semesta, bahkan dalam objek yang tidak bernyawa. Panpsikisme memberikan pendekatan radikal terhadap masalah kesadaran dengan menyatakan bahwa kesadaran bukanlah fenomena eksklusif dari otak manusia, tetapi sesuatu yang mungkin melekat pada semua materi.

Kemudian bagaimana hubungan antara kesadaran subjektif (pengalaman pribadi, atau "qualia") dan proses fisik di otak. Akhirnya Chalmers membedakan antara dua masalah kesadaran: masalah mudah (easy problem) dan masalah sulit (hard problem)

Masalah mudah kesadaran (easy problem of consciousness) ini mencakup pertanyaan serta memahami tentang bagaimana otak dengan melakukan tugas-tugas kognitif (mekanisme kesadaran) seperti persepsi, ingatan, pengambilan keputusan, pengolahan informasi lalu menghasilkan perilaku. Meskipun kompleks, masalah ini dianggap "mudah" karena, secara teori, bisa dijelaskan melalui mekanisme otak dan pemrosesan informasi. Contohnya, kita bisa menjelaskan bagaimana neuron-neuron di otak bekerja bersama untuk mengenali objek visual atau bagaimana ingatan disimpan.

Namun, masalah sulit kesadaran (hard problem of consciousness) justru melibatkan aspek-aspek pengalaman yang sangat subyektif, makanya menjadi sulit dan misterius.

Bagian ini mempertanyakan dan menjelaskan tentang mengapa dan bagaimana pengalaman subyektif, atau "qualia" fenomena kesadaran muncul. Dalam kata lain, mengapa proses fisik di otak disertai dengan pengalaman sadar? Misalnya, mengapa aktivitas neuron tertentu memunculkan sensasi seperti rasa, warna, suara dan emosi? Pertanyaan-pertanyaan inilah akhirnya memperkuat argumen Chalmers bahwa fungsi otak menghasilkan pengalaman kesadaran tetap menjadi misteri.

5. Immanuel Kant (1724–1804). Kesadaran sebagai pengetahuan subjektif.

Kant menyatakan bahwa kesadaran kita terhadap dunia eksternal tidak langsung, tetapi selalu dibentuk oleh struktur mental kita sendiri. Dengan kata lain, dunia yang kita sadari adalah hasil dari interaksi antara data indrawi dan kategori pemahaman yang ada di dalam pikiran kita. Menurut Kant, kesadaran tidak hanya terkait dengan apa yang kita persepsikan, tetapi juga dengan bagaimana kita memahaminya melalui waktu, ruang, dan kausalitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun