Mohon tunggu...
Boeng Tan
Boeng Tan Mohon Tunggu... Buruh - Philosophy Activist

Membaca adalah melawan dan menulis adalah membunuh.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Paradigma Kesadaran: Sebuah Eksplorasi Filsafat

11 Oktober 2024   03:14 Diperbarui: 28 Oktober 2024   23:40 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.dictio.id

1. Rene Descartes (1596–1650). Kesadaran dan pikiran sebagai esensi dari diri.

Rene Descartes menyatakan bahwa kesadaran adalah bukti utama alias bagian yang paling inti dari keberadaan atau eksistensi manusia, dengan ungkapan terkenalnya, "Cogito, ergo sum" (Aku berpikir, maka aku ada). Ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pemikiran adalah inti dari eksistensi.

Dalam karya terkenalnya, Meditations on First Philosophy, ia menyatakan bahwa kesadaran diri adalah satu-satunya hal yang dapat diandalkan. Meskipun semua hal lain bisa diragukan, fakta bahwa kita sadar atau berpikir tidak dapat diragukan. Dari sini, muncul adagium terkenalnya: Cogito ergo sum ("Aku berpikir, maka aku ada"). 

Descartes juga mengembangkan pandangan dualisme (dualisme cartesian), yang memisahkan pikiran (atau jiwa) dan tubuh. Dalam pandangan ini ada dua substansi yang berbeda: res cogitonas (pikiran) bahwa kesadaran sebagai sifat non-fisik terpisah dengan res extensa (materi) aspek dunia fisik.

Terjemahan dari Cartesian ini sebagai anggapan bahwa kesadaran merupakan aspek non-fisik dari keberadaan, sementara tubuh dan otak adalah entitas fisik. Bagi Descartes, kesadaran tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh ilmu pengetahuan materialistik.

2. Daniel Dannett (1942-2024). Kesadaran adalah aktivitas dan proses biologis.

Dennett adalah seorang materialis fisik yang percaya bahwa semua fenomena mental, termasuk kesadaran, dapat dijelaskan dalam istilah proses fisik. Ia menolak posisi dualisme yang memisahkan pikiran dan tubuh.

Dari penolakan Dannett terhadap apa yang diasumsikan Descartes di atas dikenal sebagai materialisme/monisme, bahwa kesadaran adalah produk material terhadap realitas—tidaklah terpisah dari dunia fisik. Kesadaran merupakan hasil dari proses neurobiologis (interaksi kompleks dalam sistem saraf) di otak. Dennett beranggapan bahwa apa yang kita sebut sebagai "kesadaran" hanyalah hasil dari aktivitas otak, dan tidak ada yang perlu dianggap sebagai entitas khusus di luar proses fisik ini.

Bukunya, Consciousness Explained, menjelaskan kesadaran bukanlah satu pengalaman terintegrasi, tetapi merupakan hasil dari berbagai pemrosesan jaringan informasi (neuron-neuron) yang terjadi secara bersamaan di otak.

3. Edmund Husserl (1859-1938) dan Maurice Merleau-Ponty (1908-1961). Kesadaran sebagai fenomena intensionalitas.

Filsafat fenomenologi berfokus pada pengalaman subjektif dan cara fenomena muncul dalam kesadaran. Dalam tradisi fenomenologi, kesadaran dipandang sebagai cara kita mengalami dan memberi makna pada dunia. Fenomenologi menekankan pentingnya pengalaman subjektif. Dan di sisi lain fenomenologi juga mempelajari bagaimana objek-objek dunia dipersepsi oleh kesadaran kita, tanpa memandang apakah objek-objek itu benar-benar ada di luar kesadaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun