Mohon tunggu...
Tania Salim
Tania Salim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jalan Keluar yang Aneh tapi Nyata

2 Juni 2024   09:02 Diperbarui: 3 Juni 2024   09:30 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     Tanpa aba-aba, kami langsung berlari keluar dari wihara tersebut dengan kecepatan tinggi seolah-olah dikejar oleh hantu.

     "Haaa...," lega rasanya setelah berhasil keluar dari wihara tersebut, namun aku baru menyadari bahwa aku bukannya berlari ke arah perkampungan, tetapi malah masuk ke dalam hutan yang ada di dekat wihara tersebut.

     Malam tiba dengan segenap pengaruhnya yang mencekam, membuat aku segera tersadar dengan kegelapan yang mengepung diriku. Aku harus segera keluar dari hutan ini sebelum terlambat.

     Hanya dibantu oleh sinar sang rembulan, aku pun berusaha berjalan kembali ke arah desa.

     Kuyakin dengan arah yang kutuju, namun anehnya aku hanya berputar-putar di sekitar situ saja. Kuyakinkan diriku dengan berpedoman kepada sebuah pohon tua yang agak aneh bentuknya, dahan-dahannya menjuntai ke bawah bak rambut seorang wanita yang menambah keseraman hutan tersebut.

     "Baiklah, sekarang aku akan mulai berjalan dari pohon tua ini ke arah utara yang menurutku arah yang benar untuk kembali ke desaku," kataku lantang seolah-olah ingin didengarkan oleh seisi hutan tersebut.

     Kuayunkan langkahku dengan pasti. Namun apa yang terjadi.

     Setelah berjalan selama beberapa saat, aku kembali ke tempat di mana tempat pohon tua tersebut menyambutku dengan dahannya yang menjuntai seperti rambut seorang wanita.

     "Iiihhh! Seram!"

     "Lo, mengapa aku kembali ke tempat yang sama?" Rasa takut mulai menguasaiku. "Bagaimana ini?" pikirku cemas. Orang tuaku pasti akan memarahiku jika aku belum tiba di rumah untuk makan malam bersama.

     Kucoba lagi dengan mengambil arah yang berbeda dari yang tadi kujalani. Sekali lagi aku kembali ke tempat semula. Hal tersebut kuulangi beberapa kali, namun sia-sia. Aku hanya berputar-putar di situ saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun