Polemik rekayasa genetik telah menimbulkan dilema etik bagi para ilmuwan, ini menunjukkan bahwa kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan tidak lepas dari sistem nilai yang terjadi dimasyarakat.
Hubungan antara ilmu pengetahuan dan sistem nilai telah lama menjadi bahan pembicaraan para ilmuwan, khususnya mereka yang bergerak dalam masalah bioetika.
Ilmuwan mempunyai otoritasnya sendiri, ilmu pengetahuan bisa dikembangkan ke arah mana saja sesuai dengan keahliannya, namun tetap, walaupun ilmuwan memiliki kebebasan berekspresi, tetap dibatasi oleh sistim nilai yang bersifat universal, karena ilmuwan sebagai manusia yang beradab, harus memandang bahwa pengetahuan dikembangkan tidak terlepas dari masalah etika.
Ilmu pengetahuan seharusnya dikembangkan untuk mendapatkan kemanfaatan yang bisa dirasakan oleh manusia, karenanya maka ilmu pengetahuan harus dikembangkan sesuai dengan asas moral dan etika, jauh sejak perkembangan ilmu pengetahuan tersebut masih dalam pemilihan penelitian sampai dengan pemanfaatannya kelak.Â
Seorang ilmuwan seyogyanya sudah harus mulai memikirkan dilema etik yang akan timbul pada saat dia mencetuskan untuk melakukan penelitian, dampak ke depannya pemanfaatannya harus bisa dirasakan sebagai kemanfaatan untuk  manusia dan kemanusiaan, bukan hanya sekedar pada kepuasan atau egosentris dari sang ilmuwan.
Namun disisi lain, ada yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan seharusnya bebas dari pengaruh lainnya karena ilmu pengetahuan sifatnya netral dan tidak memihak. Â
Sebagai mahluk beradab, maka segala yang dihasilkan seharusnya mendatangkan kemanfaatan bagi manusia dan masyarakat luas dan harus berdasarkan pada etika, khususnya ilmu yang bersentuhan dengan dunia medis atau kedokteran.Â
Pemikiran bioetika menjadi proritas utama, karena ilmuwan sebagai peneliti mempunyai tanggung jawab, selain kepada dirinya sendiri, juga kepada Tuhan Sang Pencipta, tanggung jawab tersebut diwujudkan secara nyata dalam penelitiannya dan sebagai dasar pengembangannya kelak.
Rekayasa Genetika  dalam Perspektif Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
Rekayasa genetika sebagai sebuah ilmu diperoleh melalui prosedur sesuai dengan kaidah-kaidah keilmiahannya.
Apakah rekayasa genetika berguna bagi masyarakat luas? masih harus dilakukan pengujian mendalam, jika ternyata tidak berguna bagi kehidupan manusia, bahkan akan mendatangkan masalah terhadap kehidupan dan martabat manusia, maka rekayasa genetika sudah seharusnya ditolak dan tidak dikembangkan lebih lanjut. Penolakan tersebut lebih karena kemanfaatannya yang akan menimbulkan dilema etis bagi kehidupan manusia  bukan pada teknologinya.