Irma, edi, aku dan ali ketawa lepas. Irma sesekali menutup mulutnya saat trtawa, si ali bahkan memegag perutnya karena tak tahan menahan tawa, edi suaranya paling keras kalau tertawa, dan aku tentunya, yang kata teman2 kalau tertawa sambil merem, padahal tidak, he…
Aku ikut larut dalam tawa mereka juga, padahal aku yang cerita.
Si bayu bigsize ikut ketawa tapi cuma nyengir, setengah setengah, karena gak dong apa yang diketawakan temantemannya. mungkin juga karena ketawa itu nular, dan si bayu ketularan teman teman lainnya. Masih saja seperti dulu dia, telmi alias telat mikir. Hingga akkhirnya….
“Huahahauahaha….” Si bigsize ketawa lepas. Irma, aku, ali, dan edi jadi terdiam saling pandang, mirip orang kebingungan. Setelah itu….
Huaha….haaa…huaahaa..xixixi….” kita tertawa bersama, tapi yang ditertawakan bukan ceritaku lagi, namun tingkah dan cara bayu tertawa dan tentunya telmi nya si bayu. J
Tiba tiba “pet” lampu mati,
“aaacchh….”teriak irma ketakutan. Kita berlima beranjak dari duduk mencoba menengok ke luar kelas..
“wah gimana ni, bisa batal acara malam ini kalo terus terusan kayak gini”, keluh ali.
“ehh, tapi kantor kecamatan depan sekolah gak mati tu ton”, saut irma.
Dasar naluri wanita, refleknya minta perlindungan dengan pegangan tangan kiriku. Rejeki nomplok, pikirku. Dan belum prnah aku sedekat ini dengan wanita. Dengan wanita yang ku taksir pula, he..
“iya ya”, sambutku.