Baru bebrapa orang saja yang hadir, irma, edi. Ali, bayu, dan aku (toni) tentunya. Inilah waktu yang ditunggu tunggu, setelah hampir 8 tahun tidak ktemu, reunian SMP. Sudah hampr jamnya untuk dimulai acaranya, tapi baru beberapa orang yang hadir, yaah…Indonesia banget… :P jamnya jam karet, mudah molornya. Tapi tak apalah, bukan acara resmi kok. Sebenarnya sih acara dimulai sehabis mahgrib, tapi kami datang terlebih dahulu untk menyiapkan semua perlengkapan acara. Mulai dari tempat, acara, dan tak lupa konsumsi. Tidak banyak yang disiapkan sebenarnya, karena hanya acara satu kelas saja, untuk sekitar 30 anak.
Langit barat semakin memerah saja. Kami berlima asik dengan cerita pengalaman masing masing, sesekali tawa renyah hadir diantara kami. Semua belum berubah, hanya tampilan fisik saja. Irma yang kalem, dulu aku setinggi telinganya. Sekarang dia setinggi telingaku. senyumnya yang selalu menyejukan (hyaaaahhh....), setelah berjilbab semakin terlihat kalem dan manis saja ia. Ali yang selalu cerdas dengan tampang culunnya. Terlihat dari kacamata tebalnya, kutu buku banget lah vokoknya. Satu lagi si Bayu, dengan body bigsize, lagak culun dengan tampang polosnya. Ketawa lepasnya masih lucu seperti dulu, dan paling sering telmi alias telat mikir. Dan dia yang paling banyak dikerjain teman teman sekelas, he... Terakir dan yang paling dirindukan (kata teman teman getu), seorang yang selalu bisa bikin joke, lelucon yang aneh aneh, dan pasti selalu dirindukan :) Yaa itu aku, sedikit nasris gapapa lah. Sebenarnya aku juga gak tau knapa, padahal terkadang aku Cuma mengomentari omongan temenku, spontan pula. Bagi mereka itu yang membuat lucu, jawaban polos tanpa merasa berdosa. Walau kadangkadang bahasanya keras menyayat hati, Tapi kalau yang melontarkan aku, jadi terlihat lucu pokoknya.
Jarum detik jam dinding ruang kelas IX B tak berhenti berputar, tapi sejenak kami terdiam tanpa sepatah kata. Layaknya ruangan kosong kelas itu, sunyi sepi, hanya detik jam yang terdengar semakin keras saja. Kami semua seperti kehabisan topic pembicaraan tampaknya.
“Eh, tau gak kalo di musholla sekolah pernah ada penampakan?” tanyaku membuyarkan keheningan, mencoba mencairkan suasana kembali.
“Yang bener ton!, siapa emangnya yang pernah liat penampakan itu?”, ucap ali memasang wajah penasaran.
“jangan bikin cerita yang ngeri gitu dong ton, kita kan jadi takut”, saut irma pelan.
“tenang aja ma, ada kang bayu disini, siap antar jaga irma kok,he..” celetuk bayu dengan terkekeh, tersenyum pemperlihatkan gigi putihnya dengan ginsul di sebelah kiri. Semua tersenyum geli, tak terkecuali irma. Tersenyum tipis, pipinya memerah, sambil sedikit menundukkan pandangannya karena malu.
“Cye…cye…cyeee…, ternyata teman kita satu ini sudah banyak berubah rupanya, tambah pede sama cewek”, sautku spontan. Kami tertawa lepas, kecuali irma dan bayu yang hanya terenyum kecut, menahan tawa karena malu mungkin.
“yaah, dikerjain lagi..”, seletuk bayu kecut.
“eh ton, emangnya siapa yang pernah dikasih lihat penampakan?, kamu pho?”, celetuk irma mencoba mengalihka pembicaraan.
“Iya ma” balasku singkat