Pandangan matanya tiba-tiba menjadi gelap.
*****
Puutaro kemudian terjaga karena ada sinar yang masuk melalui kelopak mata, berbarengan dengan bunyi ledakan seperti mercon besar.
Dia membuka mata, lalu melihat kembang api menyala silih berganti di udara.
Puutaro merasakan goyangan ke kanan dan kiri, dan menyadari bahwa saat ini berada di dalam yakatabune (*2).Â
Dia kemudian melihat sekeliling. Ada sekitar 30 orang yang mengenakan yukata (*3), termasuk dirinya.
Karena dia tahu orang disekeliling bercakap-cakap dengan Bahasa Jepang, Puutaro memberanikan diri untuk bersuara.
"Kyou ha nan nichi deshouka? (*4) " Puutaro bertanya kepada perempuan yang duduk di sampingnya.
"Kyou ha Meiji yonjuu-ni nen hachi gatsu juu-roku nichi desuyo.(*5)" jawab perempuan itu.
"Hari ini tanggal 16 Agustus tahun 1909 rupanya." gumam Puutaro. Sekali lagi Puutaro memegang kepala bagian belakang, dan masih terasa nyeri.
Dia berusaha mengingat, bahwa rasanya kemarin dirinya berada di Belanda, memandangi perahu yang berseliweran masuk ke kanal-kanal yang baru dibangun di Amsterdam. Hari ini, ternyata dia sendiri berada di dalam perahu, di Jepang.