"Terimakasih," Puutaro menjawab. Sambil menyeruput minuman hangat yang tersedia.
Dia melirik koran yang terletak di meja, dan membaca nama nya, "De Telegraaf."
Puutaro masih heran kenapa ada koran itu disana. Kemudian dia membuka lipatan koran, dan membaca tulisan di ujung kanan.
"zondag 15 augustus 1909," (*1) Puutaro mengeja tanggal yang tertera di halaman depan.
Dia lalu melihat sekeliling. Puutaro menemukan tulisan di sudut serbet yang ditaruh di pangkuannya oleh pelayan. Di situ tertulis, "Hotel De L'Europe."
Puutaro akhirnya sadar bahwa dia berada di hotel yang legendaris di Amsterdam.Â
"Wah, aku terdampar di Belanda tahun 1909," gumamnya.
Hotel ini berada di tepian Sungai Amstel, sehingga dia bisa memandang dengan jelas perahu lalu-lalang, hendak masuk ke kanal-kanal yang membentuk setengah lingkaran.
Puutaro berusaha mengingat kenapa dia bisa berada disini? Hal terakhir yang diingatnya adalah, dia sedang menikmati sinetron T.O.P, kemudian listrik mendadak padam.
Dia memegang kepala bagian belakang, dan masih terasa nyeri disana.
"Mau ditambah lagi sup nya Tuan Puutaro?" ujar pelayan dengan Bahasa Indonesia yang fasih.