Mohon tunggu...
Airin Suharsono
Airin Suharsono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Don't easily believe the things you saw on INTERNET

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meningkatkan Karakter Peserta Didik Melalui Metode Role Playing

4 November 2019   08:33 Diperbarui: 9 Juli 2021   21:26 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, dari segala kelebihan si koleris ini, seseorang yang berkarakter koleris biasanya sering menciptakan kontroversi atau perdebatan dari beberapa orang karena mereka senang memerintah, kadang terlalu kaku, dan sering membuat keputusan yang tergesa-gesa juga kadang secara sepihak tanpa pertimbangan dari oarang-orang disekitarnya.

4. Plegmatis

Seseorang yang memiliki karakter plegmatis ini mungkin dapat disebut orang yang cuek atau tidak terlalu peduli dengan kedaan sekitar terutama yang tidak memberikan keuntungan banyak bagi si plegmatis ini, ia juga memiliki sifat yang santai pada keadaan dan situasi apapun. Karakter plegmatis ini lebih mudah untuk berdamai dengan kehidupan bahkan di saat mereka menghadapi permasalahan yang sulit sekalipun. Plegmatis ini bisa dikatakan sebagai kebalikan dari karakter melankolis karena karakter plegmatis lebih tidak bisa memendam dendam dan rasa kecewa yang terlalu lama. Sikap persahabatan dan cinta damai yang dimiliki oleh seorang plegmatis malah akan membuat dia sering dimanfaatkan oleh orang lain. Bahkan seorang plegmatis tidak memiliki tujuan hidup yang pasti karena mereka hidup seperti air yang mengalir.

Dalam diri peserta didik yang sejak lahir hingga usia sekolah dasar, kemampuan nalarnya belum tumbuh dengan baik, sehingga pemikiran bawah sadar mereka masih dapat menerima seluruh informasi dan stimulus tanpa adanya pemilihan mulai dari orang tua dan lingkungan. Hal ini merupakan pondasi utama dalam pembentukan karakter peserta didik yang kemudian selanjutnya pembentukan karakter ini akan dipengaruhi dari lingkungan sekitar ataupun dari beberapa objek media seperti televisi, buku, internet, serta media atau sumber lainnya yang dapat menambah pengetahuan serta kemampuan dalam menganalisa objek luar. Dari sinilah peran pikiran bawah sadar akan menjadi semakin dominan dan penyaringan informasi melalui panca indera akan mudah diterima pikiran bawah sadar.

Dengan semakin banyak informasi yang diterima peserta didik maka semakin tinggi kepercayaan dan pola pikir, sehingga akan membangun kebiasaan dan karakter yang berbeda dari masing-masing peserta didik. Hal ini akan membuat setiap peserta didik memiliki sistem kepercayaan (belief system), citra diri (self image), serta kebiasaan yang unik (habit). Apabila sistem kepercayaan benar dan selaras maka peserta didik akan memiliki karakter yang baik dan begitu juga sebaliknya, jika sistem kepercayaan tidak selaras maka peserta didik tersebut akan memiliki karakter yang kurang baik.

Kesuma, Triatna, dan Permana (2013) melihat bahwa pendidikan karakter merupakan pengembangan kemampuan pada peserta didik untuk berperilaku baik yang ditandai dengan perbaikan kemampuan yang akan menjadikan manusia sebagai makhluk yang berketuhanan atau tunduk patuh pada konsep ketuhanan, dan mengemban amanah sebagai pemimpin di dunia.

Upaya dalam pembentukan dan pengembangan karakter pada peserta didik bisa dilakukan dengan beberapa hal, misalnya dalam pemilihan metode yang akan diterapkan guru pada peserta didik dalam kegiatan pendidikan karakter. Dari beberapa permasalahan moralitas atau karakter yang sebelumnya telah dibahas,  perlunya suatu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan karakter disiplin diri, jujur, kreativitas, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. 

Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode role playing atau sosiodrama. Hasil dari penggunaan metode role playing dalam upaya peningkatan karakter ini, peserta didik akan mampu memahami serta mengimplementasikan sifat disiplin diri, jujur, kreatif, dan komunikatif.

Disiplin diri memrupakan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu hal secara tetap dan berkelanjutan sesuai dengan apa yang telah direncanakan atau dianggap baik tanpa bergantung pada keadaan emosional. Disiplin diri pada seseorang dapat diimplementasikan melalui loyalitas, dedikasi, dan integritas.

Sedangkan untuk kreatif yang merupakan kemampuan dalam diri seseorang untuk menghasilkan atau menciptakan sebuah komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal penciptanya. Ciri-ciri seseorang yang memiliki kreativitas adalah seseorang yang memiliki jiwa imajinasi yang tinggi, mempunyai prakarsa, mempunyai minat yang begitu luas dibandingkan orang lainnya, mandiri dalam berpikir, memiliki keingin tahuan yang besar, sangat senang berpetualang dan mencari hal-hal baru, penuh semangat dan percaya diri yang tinggi, siap mengambil resiko serta teguh dalam pendiriannya.

Role Playing atau bisa disebut juga dengan sosiodrama merupakan kegiatan penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan pengkhayatan peserta didik. Pengkhayatan ini dilakukan dengan cara berperan sebagai suatu tokoh yang hidup atau benda mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun