"Pemerintah Banci!!"
Sebagian demonstran juga membagi-bagi kertas selebaran berisi tuntutan mereka kepada pemerintah. Orang-orang yang kebetulan berpapasan dengan senang hati menerima. Entah karena memang ingin tahu tuntutan demonstran, atau takut dikeroyok jika menolak. Takut dikira tidak pro-demokrasi.
Sementara itu, rombongan Panji dengan setia mengikuti para demonstran. Keikutsertaan mereka tidak begitu menarik perhatian. Sehingga tidak ada yang curiga.
***
"Gila. Kenapa terlalu cepat rusuhnya!"
"Wah kita bisa rugi kalau gini."
"Sudahlah. Mending kita menghindar dulu. Jangan kita juga jadi korban."
"Tapi amunisi kita belum habis."
"Mau ikut mampus apa kamu."
Panji bersama Sawung dan Seno melengser pergi, menjauh dari area depan kantor Dewan yang telah kacau balau. Telah terjadi aksi saling lempar batu antara mahasiswa dan aparat.
Mahasiswa memaksa masuk ke halaman kantor dewan karena tidak ada satu anggota dewanpun yang mau keluar menemui mereka. Saat negosiasi untuk perwakialn mahasiswa masuk ditolak, tiba-tiba dari tengah demosntran beberapa telur busuk beterbangan dan beberapa mengenai aparat yang mengamankan kantor dewan dengan membuat blokade.