Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Kepercayaan Publik terhadap Sistem Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD

6 Januari 2025   20:48 Diperbarui: 7 Januari 2025   13:10 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Proses pelipatan surat suara pemilu. (Foto: KOMPAS/RADITYA HELABUMI) 

Sistem pemilihan kepala daerah oleh DPRD bukanlah hal baru di Indonesia. Pada masa Orde Baru, kepala daerah dipilih oleh DPRD melalui proses yang dianggap lebih terpusat. 

Namun, proses ini sering kali dipandang sebagai simbol kontrol pusat terhadap daerah. Publik hanya menjadi penonton dalam pemilihan pemimpin mereka, tanpa memiliki kesempatan untuk langsung terlibat.

Pengalaman ini menorehkan kesan buruk di kalangan masyarakat. Banyak laporan tentang politik transaksional dan praktik oligarki yang menguasai proses pemilihan tersebut. 

Akibatnya, kepercayaan publik terhadap sistem ini rendah, karena masyarakat merasa tidak memiliki kontrol atas pemimpin yang akan memengaruhi kehidupan mereka secara langsung.

Studi Kasus: Kepercayaan Publik dalam Pemilihan oleh DPRD

1. Keterlibatan DPRD dalam Politik Transaksional

Di beberapa daerah, praktik politik transaksional yang terjadi dalam proses pemilihan kepala daerah oleh DPRD menjadi sorotan utama. 

Salah satu kasus yang menonjol adalah adanya dugaan jual beli suara di DPRD, yang mana kandidat dengan dukungan finansial besar memiliki peluang lebih besar untuk terpilih. Situasi seperti ini menimbulkan skeptisisme di kalangan masyarakat.

2. Kesenjangan antara Pemimpin dan Rakyat

Salah satu kritik terbesar terhadap sistem ini adalah jarak antara pemimpin terpilih dan masyarakat. Dalam sistem pilkada langsung, masyarakat dapat menilai langsung rekam jejak dan visi calon kepala daerah. 

Namun, ketika pemilihan dilakukan oleh DPRD, publik kehilangan kontrol dan hanya dapat berharap bahwa DPRD memilih kandidat yang terbaik. Sayangnya, pengalaman menunjukkan bahwa prioritas DPRD sering kali berbeda dari harapan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun