3.Tujuan Supervisi Manajerial
Tujuan supervisi manajerial adalah untuk membantu pengelolaan madrasah secara efektifitas dan efisien. Salah satu fokus penting lsinnya agar madrasah teraktreditasi dengan baik dan dapat memenuhi standar nasional pendidikan. Sedangkan berkaitan dengan manajemen madrasah, sebagaimana di ketahui dalam dasa warsa terakhir telah di kembangkan wacana manajemen berbasis madrasah (MBS), sebagai bentuk pradigma baru pengelolaan dari sentralisasi ke desentralisasiyang memberikan otonomi kepada pihak madrasah dan meningkatkan pertisipasi masyarakat. Sehingga pengawas dituntut dapat menjelaskan sekaligus mengintroduksi model inovasi manajemen ini sesuai dengan konteks sosial budaya serta kondisi internal masing-masing madrasah.
4. Metode dan Teknik Supervisi Manajerial
Dalam melaksanakan supervisi manajerial, pengawas dapat menggunakan berbagai metode dan strategi antara lain:
a.Monitoring dan evaluasi
1)Monitoring adalah model kegiatan pemantauan penyelenggaraan madrasah, apakah sudah sesuai dengan rencana, program, dan standar yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program. Kegiatan monitoring bertujuan untuk (a) menetapkan standar untuk mengukur prestasi (b) mengukur prestasi (c) menganalisis apakah prestasi memenuhi standar, dan (d) mengambil tindakan apakah prestasi kurang/tidak memenuhi standar.
2)Evaluasi adalah proses untuk menghimpun informasi mengenai peta proses dan progress penyelenggaraan madrasah dibandingkan dengan target yang direncanakan sehingga dapat diketahui peta keberhasilan dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah untuk (a) mengetahui tingkat keterlaksanaan program (b) mengetahui keberhasilan program (c) mendapatkan bahan atau masukan dalam perencanaan tahun berikutnya, dan (d) memberikan penilaian (judgement) terhadap madrasah.
b.Refleksi dan diskusi kelompok
Dalam strategi ini pengawas perlu menyampaikan hasil monitoring secara terbuka kepada pihak madrasah, terutama kepala madrasah, wakil kepala madrasah, komite madrasah dan guru. Madrasah selanjutnya merefleksi data yang pengawas sampaikan sehingga sehingga pihak madrasah menemukan sendiri faktor-faktor penghambat dan pendukung mereka hadapi. Diskusi kelompok ini merupakan bagian dari usaha menyatukan pandangan stakobolder mengenai realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) madrasah, serta menentukan langkah-langkah strategisi maupun oprasional untuk melakukan perbaikan mutu berkelanjutan.
c.Metode Delphi
Dapat digunakan oleh pengawas dalam membantu pihak madrasah merumuskan visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBS, dalam meremuskan Rencana Pengembangan Madrasah. Metode Delpbi menurut Garton (1976) adalah sebagai berikut: (a) mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami persoalan dan hendak dimintai pendapatnya mengenai pengembangan madrasah (b) masing-masing pihak diminta mengajukkan pendapatnya mengenai pengembangan madrasah (c) mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat sama (d) menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai pihak tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya (e) mengumpulkan kembali prioritas menurut peserta, an menyampaikan hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh peserta yang dimintai pendapatnya.