pembelajaran berbasis proyek atau yang biasa disebut projects base learning adalah pembelajaran di mana metode pembelajarannya menggunakan aktivitas proyek sebagai alat utamanya. pada metode pembelajaran ini siswa dituntut untuk berperan aktif dalam menyelesaikan suatu proyek atau aktivitas yang dilakukan jadi disini siswa tidak hanya menjadi penonton pasif dalam pembelajaran.
   Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) adalah salah satu cara untuk mengubah pembelajaran yang sebelumnya berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa.Â
Project based learning dikembangkan berdasarkan pada filsafat konstruktivisme. Dimana, Model pembelajaran berbasis proyek ini didasarkan pada pemahaman konstruktivis bahwa siswa memperoleh pemahaman materi yang lebih mendalam ketika mereka secara aktif membangun pemahaman mereka melalui kerja dan penggunaan gagasan.
   ada beberapa karakteristik yang membedakan pembelajaran berbasis proyek dengan pembelajaran lainnya :Â
1. centrality (pemusatan )
Dalam pembelajaran berbasis proyek, proyek menjadi strategi pembelajaran yang memusatkan perhatian, di mana siswa memperoleh pemahaman tentang konsep-konsep dari suatu bidang studi melalui pelaksanaan proyek.
2. Driving Question ( pertanyaan pemicu )
 ini berupa Pertanyaan terbuka yang menantang dan relevan. yang bisa memperkuat kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.
3. Investigasi KonstruktifÂ
 Proyek harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
dan Guru harus merancang proyek yang menantang namun dapat diselesaikan.
4. AutonomiÂ
dalem pembelajaran ini Siswa diberikan kebebasan dan tanggung jawab dalam pembelajaran Dan Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator sedangkan Siswa berperan sebagai problem solver, mengambil inisiatif, dan merencanakan proyek sendiri.Â
5. Realisme
dalam metode pembelajaran ini  Proyek harus relevan dengan situasi dunia nyata sebab pembelajaran yang relevan dan bermakna mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di luar sekolah.
Lima karakteristik ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek menempatkan kegiatan siswa dalam pengumpulan konsep dan pengetahuan sebagai prioritas. Lima aspek ini adalah penanda yang memisahkan pembelajaran berbasis proyek dari pendekatan lainnya.
kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis proyek.
1. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)
a. Meningkatkan Motivasi Belajar
Penelitian oleh Chiang & Lee (2016) menunjukkan bahwa PjBL meningkatkan motivasi belajar siswa, membuat mereka lebih tertarik dalam proses pembelajaran
b. Memperkuat Kemampuan Kerja Sama
 PjBL mendorong siswa untuk belajar bersama dan bekerja sama dalam tim, memperkuat keterampilan kolaboratif mereka.
c. Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar
Penelitian oleh Khoiri et al. (2016) menunjukkan bahwa PjBL dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa.
d. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi
 siswa dituntut untuk berkomunikasi secara efektif dengan rekan tim, yang meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.Â
e. Memperbaiki Keterampilan Pemecahan Masalah
PjBL memperkaya keterampilan siswa dalam memecahkan masalah, mengelola sumber daya, dan berkoordinasi dengan baik dalam konteks pembelajaran.
2. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) Menurut Daryanto dan Raharjo :Â
a. Memerlukan Waktu yang Lama
Proyek dalam PjBL kompleks dan terdiri dari banyak tahapan seperti penelitian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, sehingga membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan metode tradisional.
b. Biaya yang Relatif TinggiÂ
Membutuhkan sumber daya tambahan seperti bahan eksperimen, alat teknologi, dan peralatan khusus, yang menimbulkan biaya lebih tinggi. Pelatihan guru dan fasilitator juga memerlukan dana
c. Ketidaknyamanan Guru dengan Metode Baru
Beberapa guru lebih nyaman dengan metode tradisional di mana mereka berperan sebagai pemberi informasi. PjBL menuntut guru menjadi fasilitator, yang memerlukan penyesuaian signifikan.
d. Kebutuhan Banyak Peralatan
Proyek PjBL sering memerlukan peralatan khusus yang bisa menjadi tantangan logistik dan finansial, terutama di sekolah dengan sumber daya terbatas.
e.Kesulitan bagi Peserta Didik yang Kurang Terampil
Siswa yang kurang terampil dalam percobaan dan pengumpulan informasi mungkin mengalami kesulitan dan tertinggal dibandingkan dengan teman-teman mereka yang lebih terampil.
f. Pemahaman Topik yang Terbatas
Ketika setiap kelompok diberikan topik berbeda, siswa mungkin hanya memahami topik yang mereka kerjakan, tetapi kurang memahami topik yang dikerjakan kelompok lain.
Meskipun Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) memiliki sejumlah kekurangan, hal ini dapat diatasi melalui beberapa langkah berikut:
1. Membantu Peserta Didik Menghadapi Tantangan
   Guru perlu memberikan bimbingan dan dukungan yang cukup kepada peserta didik saat mereka menghadapi kesulitan dalam proyek. Ini dapat dilakukan melalui diskusi kelompok, konsultasi individu, dan penyediaan sumber daya yang relevan.
2. Mengatur Waktu dengan Tepat
   Menetapkan batas waktu yang jelas untuk setiap tahap proyek dapat membantu peserta didik mengelola waktu mereka dengan lebih efisien dan menghindari penundaan. Guru juga dapat memberikan arahan terkait manajemen waktu.
3. Mengurangi Biaya
   untuk mengatasi mengenai biaya yang tinggi bisa dengan Menggunakan bahan-bahan yang sudah ada atau tersedia di sekitar lingkungan. Selain itu, guru dapat mencari dukungan dari sekolah atau komunitas untuk mendapatkan tambahan sumber daya.
4. Memanfaatkan Peralatan yang Sederhana
    Menggunakan peralatan yang mudah didapat di sekitar lingkungan dapat mengurangi kebutuhan akan peralatan yang mahal. Hal ini juga mendorong kreativitas peserta didik dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
5. Memilih Lokasi Penelitian yang Mudah Diakses
    hal ini bisa dilakukan dengan memilih lokasi yang dekat dengan sekolah atau tempat tinggal peserta didik yang dapat mengurangi biaya dan waktu perjalanan. Hal ini juga memastikan bahwa peserta didik memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada penelitian dan proyek mereka.
    Dengan beberapa langkah-langkah ini, kekurangan dalam Pembelajaran Berbasis Proyek dapat diatasi, sehingga peserta didik dapat merasakan manfaat maksimal dari metode pembelajaran ini.
Implementasi  pjbl terhadap pembelajaranÂ
    Penerapan pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu langkah strategis yang dapat diadopsi dalam konteks Kurikulum Merdeka saat ini.Â
Kurikulum Merdeka yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2021 menekankan pada kebebasan belajar peserta didik, dengan fokus pada pengembangan kemandirian dan menciptakan pembelajaran yang bermakna serta menyenangkan. Salah satu pendekatan yang sesuai dengan konsep ini adalah Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL).
     Dalam kerangka Kurikulum Merdeka, terdapat sebuah program khusus yang dikenal sebagai Program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Program ini diimplementasikan melalui pendekatan pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan pembelajaran lintas disiplin ilmu.Â
Melalui program ini, peserta didik diajak untuk mengamati dan merumuskan solusi terhadap permasalahan yang ada di lingkungan sekitar mereka. Tujuan utama dari program ini adalah memberikan pengalaman belajar informal kepada peserta didik dengan struktur belajar yang lebih fleksibel, pembelajaran yang interaktif, serta meningkatkan kompetensi yang berkaitan dengan profil pelajar Pancasila.
     Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning atau PjBL) memiliki banyak keunggulan yang mendukung tujuan Kurikulum Merdeka, khususnya dalam program P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Dengan pendekatan ini, peserta didik tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga terlibat dalam pengalaman praktis yang relevan dengan kehidupan nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H