"Oi oi oi apa ini? Mereka semua hanya keroco! Siapa orang paling kuat disini?! Hadapi aku!" teriak Nyi Kulodarmaji bergema di medan perang.
Lalu datanglah dua siluman dari ribuan siluman, siluman dengan tubuh besar bersenjatakan gada, Dharmasur, dan siluman dengan tongkat sihir ditangannya, Artharagsa.
"Kuhahaha apakah kalian yang terkuat disini? Ayo hiburlah aku," Nyi Kulodarmaji menyeringai lebar.
Dharmasur meraum dan segera berlari ke arah Nyi Kulodarmaji, lagi-lagi Nyi Kulodarmaji menyeringai. "Kau mau adu kekuatan hah?!" Nyi Kulodarmaji dengan cepat melesat ke arah siluman bertubuh besar itu.
'boom'
Kedua kekuatan beradu, Dharmasur terpental sementara Nyi Kulodarmaji tetap berdiri tegak. "Masih terlalu cepat 1000 tahun untukmu melawan ku bodoh!" Nyi Kulodarmaji melesat menuju Dharmasur yang masih terbang di udara.
Namun ketika ia ingin melompat, kaki nya terperangkap di tanah. "Huh?!" tanpa Nyi Kulodarmaji sadari si siluman penyihir, Artharagsa, yang sedari tadi diam telah merapalkan mantra perangkap agar Dharmasur bisa melancarkan serangan dari udara "Heh... Bisa-bisanya aku lengah," gumam Nyi Kulodarmaji.
Nyi Kulodarmaji menundukkan kepalanya namun dibalik itu ia menyembunyikan seringai yang mengerikan.
"Namun kalian tidak akan bisa mengalahkan ku dengan cara bodoh seperti ini!!!" Nyi Kulodarmaji meninju bumi, membuat tanah terbuka, retakan-retakan tercipta.
"Aku bahkan tidak perlu memanggil pusaka ku hanya untuk permainan anak-anak seperti ini. Tinjuku saja sudah cukup." sekarang Nyi Kulodarmaji melesat menuju Artharagsa, "Kau akan merepotkan." Nyi Kulodarmaji menggenggam kepalanya kencang.
Artharagsa hanya bisa mengejang dan mengerang kesakitan, "Aaahhgg... Am..pun... Aaaaaaaaaaaaaaaakkkkhhhhhhh!"