"Mau bagaimana lagi, aku sudah lama tidak berpergian dengan terbang seperti in-- urghh hoek..." Nyi Kulodarmaji yang sudah tak tahan memuntahkan isi perutnya di atas langit.
"Hei!! Jangan muntah sembarangan! Penyihir dungu!!" geram Maheswara.
"Mereka terus berkelahi selama perjalanan..." gumam Sang Jaka. "Paman lihat! Kita sudah berada di atas kerajaan Tirtapura. Dan itu... sebuah pasukan siluman?!" lanjut Sang Jaka terkejut.
Maheswara segera memfokuskan penglihatannya, pasukan siluman sudah berada dekat dengan gerbang terluar kerajaan Tirtapura. "Sang Jaka, segera arahkan Ki Wiryo ke ruang singgasana." ucap Maheswara.
"Hah apa sudah sampai? Wahh... Lihat itu! Pasukan siluman! Kuhahaha apa kita akan bertarung lagi disini?! Aku akan turun--" Nyi Kulodarmaji segera bersemangat ketika melihat pasukan siluman.
"Jangan kau seenaknya saja turun kesana! Ada sesuatu yang kita lakukan sebelum itu." ucap Maheswara.
"Hee... Mengecewakan."
Maheswara dan kawan-kawan pun sampai di halaman istana dan segera menemui Raja Astrasoca. "Maheswara, tepat waktu." ucap Raja Astrasoca.
"Apa yang sebenarnya terjadi disini Raja?" tanya Maheswara.
"Kerajaan Siluman Agrasura, mereka datang untuk mengambil Dyah Asih dan menghancurkan kerajaan ini. Namun aku tidak melihat Raja mereka." jawab Raja Astrasoca.
"Raja? Apakah penyihir waktu itu?" gumam Maheswara.