"Hmm? Apa kau memiliki sesuatu yang mengganjal di hati mu?" tanya Raja Astrasoca.
"Raja, ketika aku bertemu Nyai Dyah Asih di Kerajaan Siluman Agrasura, aku melihat seorang penyihir yang memerintahkan para siluman itu. Kalau tidak salah Nyai sering menyebut namanya Ajisana Mahardika." jelas Maheswara.
"Ajisana Mahardika kah? Hmm." gumam Raja Astrasoca.
"Si Ajisana itu hanyalah seorang keroco jika kau membandingkan nya dengan ku, aku bisa menghabisi nya dengan seketika di wilayah kekuasaan ku!" sela Nyi Kulodarmaji.
"Tapi Hutan Tengkorak sudah hancur.." ucap Sang Jaka.
Nyi Kulodarmaji terkejut malu mendengar hal itu. Sementara Maheswara hanya bersiul tidak merasa terlibat.
"Maheswara, sebaiknya kau beristirahat dan temuilah Dyah Asih. Biarkan pasukan Kerajaan Tirtapura yang menangani ini." titah Raja Astrasoca.
Maheswara hanya mengangguk dan segera pergi tanpa sangkalan.
"Sang Jaka temanilah Maheswara. Nyi Kulodarmaji aku meminta mu untuk disini." titah Raja Astrasoca.
Sang Jaka pun pergi mengejar Maheswara, sementara Nyi Kulodarmaji masih berdiri di hadapan singgasana raja.
"Jadi? Ada apa kau membiarkan ku disini Astrasoca? Apa yang kau inginkan?" tanya Nyi Kulodarmaji.